Allah SWT berfirman,
"Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku" (Muttafaqun 'alaih).
Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus husnudhon (berprasangka baik) pada Allah dan memiliki sikap penuh harap kepada-Nya.Â
Sebagian ulama berpendapat, makna hadis ini adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan.
Dalam memandang pandemi Covid-19, kita harus yakin bahwa wabah penyakit Covid-19 ini ketetapan Allah yang sudah pasti dan kita harus meyakininya.Â
Sedangkan apapun yang merupakan ketetapan Allah bagi manusia yang beriman tentu ini adalah yang "terbaik" bagi umat-Nya meski kelihatannya bagi kita sebagai manusia merupakan keburukan.
Optimis pada ketentuan Allah dan selalu berprasangka baik terhadap ketetapan Allah, itulah yang diajarkan pada kita umat Islam dalam setiap doa yang kita panjatkan.Â
Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan ikhtiar dan melakukan sebab terkabulnya doaa serta menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa.
Sebagaimana firman Allah dalam rangkaian ayat Al Quran tentang kewajiban berpuasa Ramadan,
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186).
Akan halnya kesusahan hidup yang harus kita jalani selama adanya pandemi Covid-19 ini, kita pun harus optimis bahwa kita mampu menanggung beban kehidupan.Â