Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Memelihara Sikap Optimis dalam Semangat Ramadan dan Waisak

7 Mei 2020   01:15 Diperbarui: 7 Mei 2020   11:40 2518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat Ramadan dan Waisak mengajarkan kita untuk selalu optimis dalam menghadapi kesulitan hidup (gambar diolah dari Canva)

Praktis, tak ada satu pun ritual agama yang luput dari serangan virus corona.  

Kondisi ini semestinya menyadarkan kita semua bahwa virus corona ini menyerang siapa saja, tidak memandang etnis, ras, kelompok, maupun agama tertentu. Semua bisa terinfeksi, semua bisa terjangkiti.

Filsafat Buddha Tentang Pentingnya Sikap Optimis 

Pandemi Covid-19 memang membuat semua orang menderita. Dalam filsafat Buddha, penderitaan mencakup segala macam bentuk ketidakbahagiaan. 

Seperti kekhawatiran, depresi, kemarahan, penyesalan. Apa pun itu, betapa pun halusnya, hal itu mencegah kita hidup bahagia dan terpenuhi. Dan pada akhirnya mencegah manusia mencapai kondisi pencerahan.

Menurut filsafat Buddha, salah satu bentuk upaya mengakhiri penderitaan itu adalah dengan bersyukur.

"Mari kita bangkit dan bersyukur. Karena jika kita tidak belajar banyak, paling tidak kita belajar sedikit. Dan jika kita tidak belajar sedikit, setidaknya kita tidak sakit. Dan jika kita sakit , setidaknya kita tidak mati. Jadi, mari kita semua bersyukur."

Kutipan ini meringkas hampir semua yang perlu diketahui untuk hidup bahagia dan menyingkirkan rasa khawatir. Salah satu bentuk sikap optimis yang diajarkan Buddha pada pengikutnya.

Dalam memandang pandemi Covid-19 ini, saya rasa semua agama meminta pemeluknya memiliki sikap yang sama pula. 

Optimis bahwa pandemi ini bisa segera berakhir, dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang sudah dianugerahkan Tuhan sekalipun kita tengah menjalani kehidupan di tengah wabah penyakit yang luar biasa ganas penyebarannya.

Saya bukannya hendak menghubung-hubungkan ajaran Buddha dengan Islam, karena bagaimanapun juga pokok keimanan keduanya berbeda. Namun, ada beberapa prinsip ajaran dari kedua agama ini yang sama dan patut kita jadikan renungan dalam menghadapi situasi penuh kesulitan seperti ini.

Sikap Optimis dan Berprasangka Baik Terhadap Ketentuan Allah dalam Islam

Seperti halnya Buddha yang mengajarkan pengikutnya untuk bangkit, optimis dan bersyukur, Islam juga mengajarkan pemeluknya untuk tetap berprasangka baik dan optimis terhadap setiap ketentuan yang sudah ditakdirkan oleh Allah. Rasulullah SAW dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bersabda,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun