"Jika kita menginginkan media yang lebih berkualitas kita harus berhenti membuat orang-orang bodoh menjadi terkenal. Itu dimaksudkan sebagai kritik terhadap kami, konsumen, (karena) kami membeli majalah, melihat situs web, membaca koran," tulis seniman jalanan Plastic Jesus (PJ) di kolom opini Huffington Post. PJ menulis opini tersebut untuk menyikapi maraknya konten konyol yang dibuat seseorang dengan tujuan ingin menjadi terkenal.
Tak cukup dengan menulis, PJ lantas membuat stensil bertuliskan "Stop Making Stupid People Famous" dan menempelkannya di rambu-rambu lalu lintas, tembok, hingga jalanan kota Los Angeles. Tak hanya itu, PJ juga membuat desain kaos dengan ungkapan tersebut yang dipakainya setiap hari saat dia beraksi membuat karya seni di jalanan.
Mengapa orang orang cenderung menyukai konten-konten yang konyol?
Lihat saja playlist di akun YouTube Ferdian Paleka, semua hanya video prank. Anehnya, semua video prank itu mendapat jumlah viewer yang cukup fantastis, ratusan ribu hingga jutaan pemirsa. Itu artinya ada ratusan ribu hingga jutaan pemirsa yang ikut andil membuat YouTuber ini menjadi terkenal.
Dari sisi psikologis, saat kita melihat kekonyolan orang lain, alam bawah sadar kita seolah secara otomatis membuat dopamin - senyawa kimia yang membuat kita senang - mengalir lebih deras. Mentertawakan kekonyolan orang lain membuat diri kita menjadi lebih baik dan lebih percaya diri.
"Sukurlah, ternyata ada yang lebih konyol dan lebih bodoh dari diriku." Itu yang mungkin terucap dalam hati kita.
Tapi bukan berarti kita harus membesarkan kekonyolan hanya karena kita merasa terhibur. Ada banyak hiburan produktif yang lucu dan pada saat yang sama mengirim pesan positif.
Ada banyak content creator di media sosial yang menawarkan konten yang bagus dan mereka pantas mendapatkan ketenaran karena mereka menawarkan sesuatu yang baru, informatif dan inovatif. Mereka adalah orang-orang yang kalau boleh saya gambarkan sebagai orang pintar yang memanfaatkan media sosial untuk memberikan contoh yang baik.
Bukan orang-orang semacam Ferdian Paleka, Hayatun Jumaini atau YouTuber lain yang hanya mengandalkan tingkah laku konyol mereka dan mengerjai orang lain. Demi mendapatkan pundi-pundi dolar yang mengalir lewat saluran YouTube mereka.
Memang tepat jika Plastic Jesus mempopulerkan ungkapan "Stop Making Stupid People Famous". Tak ada gunanya melihat atau mengomentari konten-konten yang unfaedah.
Jika tidak kita buat viral sendiri, konten-konten konyol dan bodoh itu tentunya akan hilang dengan sendirinya. Kita dapat membantu menghentikan popularitas kebodohan dengan tidak mengomentari atau menjadikannya konsumsi hiburan sehari-hari.Â