Yah, meskipun tak seindah kebun raya atau kebunnya orang-orang kaya, kegiatan ini tetap mengasyikkan jika dilakukan bersama keluarga. Menyirami tanaman di pot, menyiangi rumput-rumput liar, atau sekedar memetik dedaunan yang sudah menguning dan kering. Â
Sesekali, kulempar pertanyaan pada anak-anak: Apa nama bunga atau jenis tanaman yang ada. Kadang juga kutanyakan, mana tanaman yang akarnya serabut dan mana yang akarnya tunggang. Dengan begitu, anak-anak pun mendapat pengetahuan baru yang mungkin mereka lewatkan saat diajarkan guru di sekolah.
Tak terasa, waktu bisa berlalu cepat. Sore beranjak petang, hingga terdengar kumandang pengajian dari masjid di seberang tanda waktu berbuka puasa sudah hampir tiba.
2. Bermain gim
Ah ya. Tak ada salahnya membiarkan anak-anak bermain gim untuk mengisi waktu di saat sekolah diliburkan. Bagi beberapa orangtua, membiarkan anak-anak bermain gim dianggap membahayakan kesehatan mata dan kesehatan mental mereka.
Bagaimanapun juga, teknologi adalah bagian integral dari kehidupan anak-anak dan remaja. Sebagai orang tua, kita tahu betapa mustahilnya memisahkan anak-anak dari penggunaan teknologi digital.
Perangkat digital layaknya sebuah pisau, bila dimanfaatkan dengan baik akan menghasilkan kebaikan pula. Untuk berkomunikasi, sebagai alat hiburan yang positif, hingga sebagai alat pendidikan bagi anak-anak. Sisi positif dari perangkat digital inilah yang sebisa mungkin harus orang tua kedepankan.
Alih-alih melarang secara mutlak, aku justru ikut menyesuaikan diri dengan segala macam permainan ataupun aplikasi media sosial yang digunakan anak-anak. Dengan begitu, aku bisa tahu langsug apa saja yang dilakukan anak-anak di dunia maya dengan sewajarnya, tanpa harus mencuri tahu.
3. Berburu Harta Karun
Dari beberapa jenis aktivitas yang bisa kami lakukan, berburu harta karun termasuk aktivitas ngabuburit di rumah yang paling kami senangi. Sebenarnya permainan ini lebih asyik jika dimainkan di luar rumah. Tapi dengan menggunakan koleksi buku sebagai tempat mencari petunjuk harta karun juga tak kalah serunya.
Dalam permainan ini, kami berempat membagi dalam dua tim. Biasanya istriku berpasangan dengan si Mbak, dan aku dengan si bungsu.Â