Siapa sih yang nggak bosan saat dikarantina?
Itu yang saat ini dirasakan sebagian besar masyarakat dunia. Meski begitu, mau tidak mau untuk sementara kita memang harus tetap tinggal di rumah.
Hidup di tengah pandemi penyakit memang tidak mudah. Semua kebebasan seolah terenggut. Aktivitas dibatasi, bahkan untuk tertawa saja sulit karena setiap hari kita dicekoki berita sedih.
Pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia ini benar-benar membuat kita nelangsa. Roda perekonomian berjalan seret, proses belajar mengajar tak bisa maksimal, tali silaturahmi pun terputus berjauhan. Tak bisa bertemu muka dengan teman, rekan kerja, bahkan keluarga terdekat. Pokoknya, hampir semua sektor kehidupan berjalan tak normal.
Anjuran Bersilaturahmi Dalam Ajaran Islam
Syukurlah, berkat kecanggihan teknologi digital, kita tidak sampai menjadi makhluk asosial. Hubungan sosial tetap bisa terjalin, sekalipun dilakukan secara virtual. Meski harus menjaga fisik, kita masih tetap bisa bersilaturahmi dengan siapa saja, termasuk dengan rekan kerja.Â
Dalam Islam, silaturahmi sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Sebagaimana sabda beliau,
"Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahmi." (HR. Muttafakun Alaih dari Anas bin Malik r.a).
Silaturahmi sendiri tidak harus diartikan mengunjungi rumah saudara, rekan kerja atau tetangga. Sebaliknya, silaturahmi itu hakekatnya memperbaiki apa yang pernah terputus. Entah itu akibat pertengkaran atau kesalahpahaman yang tidak disengaja.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak bersilaturahmi (namanya) orang yang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi (yang dinamakan bersilaturahim adalah) yang menyambung apa yang putus" (HR. Bukhari).
Jadi, jika pandemi Covid-19 ini memaksa kita harus berdiam diri di rumah, bukan berarti kita harus mengisolasi diri. Dengan segala kecanggihan teknologi yang sudah tersedia, silaturahmi dengan siapapun harus tetap terjaga.