Selain Selandia Baru, Vietnam dianggap contoh negara yang sukses meredam penyebaran virus corona. Hingga hari ini, angka kematian akibat virus corona di negara komunis masih nihil sekalipun masih terdapat 270 kasus positif yang terkonfirmasi dengan 225 pasien berhasil disembuhkan.
Cara Vietnam Meredam Pandemi Covid-19
Para ahli menganggap salah satu kunci keberhasilan pemerintah Vietnam membendung penyebaran penyakit Covid-19 terletak pada kesigapan mereka sejak awal. Vietnam melaporkan dua kasus pertamanya pada 23 Januari 2020, bertepatan dengan hari di mana sebagian besar kota di Provinsi Hubei termasuk Wuhan dikarantina.
Strategi yang paling awal dilakukan Vietnam dalam menangani wabah ini adalah dengan melakukan pelacakan kontak (contact tracing) sehingga orang yang diduga penyebar maupun yang terinfeksi bisa segera diisolasi. Selain itu, Vietnam juga merupakan salah satu negara pertama yang melarang penerbangan dari dan ke China pada awal Februari, ketika negara itu baru memiliki lebih dari selusin kasus.
Masyarakat Vietnam juga dianggap berperan besar dengan mematuhi aturan pembatasan sosial yang diberlakukan pemerintah mereka. Meski banyak pandangan skeptis yang menganggap kepatuhan ini lebih banyak disebabkan ketakutan dan kontrol ketat dari pemerintah komunis Vietnam.
Di luar keberhasilan Vietnam menangani pandemi Covid-19, terselip berita mengerikan seputar gaya hidup warga Vietnam dalam menyikapi pandemi ini.
Selama Pandemi Covid-19, Warga Vietnam Mengonsumsi Daging Kucing Hitam
Lembaga non profit pecinta hewan No To Dog Meat melaporkan kebiasaan biadab warga Vietnam selama pandemi Covid-19 dengan merebus dan memakan daging kucing hitam. Mereka menganggap rebusan daging kucing hitam dapat menyembuhkan penyakit Covid-19.
Situs South West News Service melaporkan ribuan kucing hitam direbus, dikuliti dan dimasak sebelum diubah menjadi pasta dan dijual sebagai obat untuk melawan COVID-19. Praktik mengerikan dan biadab ini berpusat di sekitar kota Hanoi, sekalipun ramuan kucing hitam itu juga dijual secara online.
"Orang-orang di seluruh dunia tentu saja takut terhadap COVID-19, tetapi ini tidak memaafkan kekejaman mengerikan yang ditimbulkan oleh orang-orang Vietnam terhadap kucing-kucing malang ini," kata Julia de Cadenet, pendiri lembaga No To Dog Meat.
"Tidak ada bukti apa pun bahwa makan kucing menyembuhkan Covid-19, dan kalaupun ada, perlakuan tidak manusiawi ini adalah tingkat kekejaman yang tidak dapat diterima bahkan bagi mereka yang makan daging," lanjut de Cadenet.
"Ketakutan kita tentang pandemi ini seharusnya tidak digunakan sebagai alasan memperlakukan hewan-hewan yang tak berdaya yang mencari perlindungan pada kita, dengan penghinaan total, " sambung de Cadenet, dikutip dari New York Post.
Yang mengejutkan, perilaku memakan daging kucing hitam (dan juga anjing) dipromosikan oleh dokter-dokter setempat. Mereka mempromosikan konsumsi daging anjing dan kucing karena dianggap 'alami, tanpa bahan kimia, dan aman dikonsumsi'. Bahkan masakan dari daging kucing dan anjing juga dipromosikan lewat aplikasi pemesanan makanan.
Konsumsi Daging Kucing Meningkat Terpengaruh Pekerja Tiongkok
Di tengah pandemi Covid-19, konsumsi daging anjing dan kucing di Vietnam dilaporkan meningkat drastis. Micheal Chour, pendiri badan amal hewan Sound of Animals, mengatakan bahwa kenaikan konsumsi daging anjing dan kucing disebabkan oleh pengaruh tenaga kerja Cina yang datang ke negara-negara tetangganya seperti Vietnam dan Kamboja.
"Orang-orang masih makan banyak daging anjing (dan kucing) di daerah-daerah ini karena mereka percaya itu adalah obat. Mereka terpengaruh kebiasaan pekerja Cina yang datang ke negara itu dan membawa banyak praktik kebiasaan. Banyak dari kebiasaan itu telah diperkenalkan di sini dan orang-orang percaya bahwa karena Tiongkok adalah negara yang besar dan kuat, kita harus mendengarkan praktik-praktik ini," jelas Micheal Chour kepada The Sun.
Ironis sekali, jika dikatakan warga Vietnam mengonsumsi daging kucing dan anjing karena terpengaruh oleh pekerja Cina yang datang ke negara mereka. Sementara di saat yang sama, pemerintah Cina mulai memperketat perdagangan hewan liar dengan tujuan untuk dikonsumsi.
Setelah pandemi COVID-19, kota-kota Cina seperti Shenzhen dan Zhuhai telah melarang konsumsi daging anjing dan kucing sebagai bagian dari tindakan keras yang lebih luas terhadap perdagangan satwa liar.Â
Departemen Pertanian Cina juga telah menyusun pedoman baru untuk mereklasifikasi anjing sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan ternak, sebagai bagian dari respons terhadap wabah virus corona.
Yang jadi pertanyaan, mengapa hanya kucing hitam yang jadi korban? Mengapa kucing-kucing berwarna lain tidak dilirik dan diburu oleh mereka yang percaya mitos biadab ini? Apakah karena mitos kucing hitam yang kerap dihubungkan dengan nuansa mistik?
Entahlah. Yang jelas, seperti dikatakan Julia de Cadenet, ketakutan kita akan pandemi Covid-19 tidak lantas menjadi alasan untuk membenarkan setiap tindakan biadab terhadap hewan-hewan, apalagi seperti anjing dan kucing yang sudah biasa dipelihara manusia.Â
Update Artikel
Seorang pembaca Kompasiana mengajukan keberatan dengan artikel ini karena menurut penelusurannya, berita tentang warga Vietnam yangmengonsumsi daging kucing hitam adalah hoaks. Berikut sanggahan yang disampaikan melalui email pribadi saya:
1. Berita sanggahan dalam bahasa Vietnam (sayangnya hanya ada dalam bahasa Vietnam)https://lostbird.vn/kham-pha-cung-lac/tin-tuc/bao-anh-dua-tin-nguoi-viet-nam-an-meo-den-de-chua-corona-967462.html
Terjemahan kurang lebih begini
Pada hari Jumat, 24 April, seorang dokter Thailand dan pemilik saluran YouTube, akun Facebook @MTlikesara, melaporkan bahwa orang Vietnam membunuh dan memasak kucing hitam untuk menyembuhkan virus Corona. Berita ini menyebabkan kemarahan di antara komunitas Vietnam di Facebook, memaksa pemilik akun untuk mengedit artikel dan menghapus kata "Vietnam" dari konten yang diposting.
Bahkan, banyak akun Vietnam melaporkan buruk, menyebabkan pemegang akun @MTlikesara menghapus artikel tersebut (foto di bawah).
Sebuah sumber yang dikutip oleh akun @MTlikesara diterbitkan di banyak surat kabar Inggris dan Amerika seperti Metro dan NYPost.
Menurut Metro dan NYPost, sumber tersebut disediakan oleh organisasi perlindungan hewan No To Dog Meat dan British South West News Service. Namun, tidak mungkin menemukan artikel, informasi, atau gambar yang berkaitan dengan kucing hitam di Vietnam di situs web agen-agen berita ini (notodogmeat.blog dan swns.com).
Sementara itu, fanpage resmi No To Dog Meat mengutip koran Dailystar, yang memicu kontroversi hebat dalam komentar tersebut. Karena pada kenyataannya, Vietnam secara ketat mengontrol situasi informasi Covid-19 dan informasi palsu apa pun dapat didenda dengan sangat serius, bahkan penjara.
Dapat dilihat bahwa informasi tersebut menyebabkan kebingungan serius tentang pencegahan epidemi Covid-19 di Vietnam. Namun, dengan gambar yang direkam dan berdasarkan pada beberapa operasi pencarian, kami dapat memverifikasi status pembunuhan daging kucing hitam karena kepercayaan takhayul yang masih ada di Vietnam di beberapa bagian. Orang-orang bodoh ini menciptakan dasar bagi penyebaran berita palsu, membuat citra Vietnam lebih buruk di mata teman-teman internasional.
Misalnya, akun orang Vietnam yang menjual "kucing hitam" di Facebook, kita dapat mengakses banyak artikel serupa seperti ini:
Kejadian ini menunjukkan bahwa pihak berwenang perlu terus mengambil langkah-langkah untuk menyebarluaskan kesadaran sebagian orang, dan secara ketat menangani kasus-kasus perdagangan produk yang belum diuji dan dinilai kualitasnya. kualitas dan efektivitas dalam kedokteran, hindari menimbulkan kebingungan dalam opini publik dan memfasilitasi munculnya berita palsu.==
Penjelasan kami:
Memang, situs-situs berita luar negeri memuat berita itu, namun hanya bersumber pada satu unggahan Facebook hoax milik dokter Thailand (yang sudah dihapus).
Silakan mencari pada swns.com "black cat corona Vietnam" dan kemungkinan besar tidak akan menemukan artikel tersebut karena swns.com adalah agensi berita, bukan situs berita.
***
2. Sanggahan dalam reddit
https://www.reddit.com/r/Coronavirus/comments/g85yt6/black_cats_are_boiled_into_paste_and_sold_as/
This fake news again. Mod where are u? This has been reposted 3 times, the exact same article to the same vaguely legit sounding sites with similar names to the actual news paper, all "interviewing" the same organization, which did not actually show any proof beyond the 2 fake pictures. All pf them showing some people cooking in a pot and an unknown bottle, with not 1 cat in the article, and people would fucking buy the story without fact checking, just because when an Asian ethnic minority is cooking something, it's most definitely cat and dog no question asked. The people are the TÃ y ethnic group in Vietnam and they're cooking a plant for their joint remedy and the bottle is a bottle of honey, btw. Google search the image. The TÃ y people who made the remedy sell it online: https://www.facebook.com/pg/caogamnguoitaytrigut/photos/?ref=page_internal
Mohon buka link di atas. Jelas bahwa foto-foto itu menunjukkan suku Tay memasak tanaman obat dan menjual madu dalam botol.
Moderator reddit sudah menghapus berita kucing tadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI