Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panduan Salat Tarawih di Rumah Selama Pandemi Corona

23 April 2020   16:58 Diperbarui: 23 April 2020   16:55 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kangen salat tarawih berjamaah di masjid?

Tahan dulu ya. Demi mencegah penyebaran virus corona, Ramadan tahun ini kita salat tarawih di rumah saja.

Gak seru?

Eh, siapa bilang. Memangnya kita salat tarawih itu buat mencari keseruannya? Nggak kan? Salat tarawih di rumah sama besar pahalanya. Malah Nabi Muhammad SAW sendiri "tidak pernah salat tarawih".

Jangan spanneng dulu. Jangan marah dan langsung menuduh yang tidak-tidak. Di masa Rasulullah SAW, tidak ada istilah salat tarawih selama bulan Ramadan.

Asal-Usul dan Makna Salat Tarawih yang Sebenarnya

Dalam teks hadist yang selama ini dijadikan acuan dan dalil untuk beribadah salat sunnah di waktu malam selama bulan Ramadan, Rasulullah hanya menyebut "Qiyam Ramadan" (dari kata 'Man Qooma Ramadan')". Hadist lengkapnya adalah:

"Barang siapa yang menjalankan qiyam Ramadan semata-mata beriman dan mengharapkan pahala dari Allah Swt, maka dosa-dosanya (yang kecil) yang telah lalu akan diampuni" (HR. Imam Bukhari).

Istilah salat tarawih, menurut pendapat almarhum KH. Ali Mustofa Ya'kub dalam buku Hadis-Hadis Bermasalah (Pustaka Firdaus: 2003) tampaknya muncul dari dari penuturan istri Nabi SAW, Aisyah r.a. Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, Aisyah mengatakan,

"Nabi SAW salat malam empat rakaat, kemudian yatarawwah (istirahat), kemudian salat lagi panjang sekali."

Nah, dari kata "yatarawwah" itulah kemudian diturunkan kata "tarawih". Dalam bahasa arab, kata tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwihah, yang secara kebahasaan berarti mengistirahatkan atau duduk istirahat.

Karena tidak pernah disebut secara lisan oleh Nabi Muhammad SAW di semua hadis tentang bulan Ramadan, ada kelakar umum di kalangan ulama bahwa Nabi SAW tidak pernah salat tarawih selama hidupnya, karena Nabi SAW hanya melakukan qiyam Ramadan.

Salat Tarawih di Rumah Demi Mencegah Penyebaran Virus Corona

Pada Ramadan tahun ini, dunia disibukkan dengan penanganan pandemi Covid-19. Umat Islam di berbagai negara di belahan bumi ini dihimbau untuk melakukan salat tarawih di rumah saja.

Bahkan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pelaksanaan salat tarawih tidak dibuka untuk. Hanya untuk jamaah internal dan pengurus kedua masjid suci tersebut. 

Begitu pula dengan di Indonesia. Masjid Istiqlal yang pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya selalu penuh sesak dengan umat Islam yang melaksanakan tarawih, pada Ramadan kali ini meniadakan salat tarawih berjamaah.

Semua itu adalah bentuk ikhtiar kita sebagai umat Islam untuk mencegah penyebaran virus corona. Para ulama juga sepakat, dalam situasi pandemi seperti ini salat tarawih di rumah tidak akan mengurangi pahala kebaikannya.

Lantas, bagaimana tata cara pelaksanaan salat tarawih di rumah?

Panduan Salat Tarawih di Rumah

Sama saja seperti kita melakukan salat tarawih berjamaah di masjid. Imam Nawawi di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab mendefinisikan istilah salat tarawih secara syariat Islam sebagai berikut:

Salat sunnah yang hanya dilakukan pada malam bulan Ramadan, dengan dua-dua rakaat, di mana para ulama berbeda pendapat tentang jumlahnya.

Meski para ulama berbeda pendapat tentang jumlah keseluruhan salat tarawih, pada umumnya umat Islam melaksanakan salat tarawih sebanyak 8 atau 20 rakaat, ditambah salat witir yang rakaatnya ganjil. Masing-masing memiliki dalil dan dasar hukum syariat yang benar.

Baik qiyam Ramadan sebanyak 8 rakaat atau 20 rakaat keduanya sah dan boleh-boleh saja selama disandarkan pada hadist "Man Qooma Ramadan" yang tidak membatasi jumlah rakaatnya. 

Karena pada dasarnya Nabi Muhammad sendiri dalam hadist-hadist shahih lain tentang keutamaan bulan Ramadan juga tidak pernah menyebutkan secara gamblang bilangan rakaat dari Qiyam Ramadan.

Nilai Lebih Salat Tarawih di Rumah

Perlu diperhatikan, Rasulullah Saw melakukan qiyam Ramadan yang kemudian dikenal dengan salat tarawih secara berjamaah di masjid selama dua atau tiga malam saja. Malam ketiga atau keempat, beliau ditunggu-tunggu oleh para jamaah untuk salat yang sama, tetapi beliau tidak keluar ke masjid (HR. Bukhari).

Artinya, salat tarawih di rumah pahalanya sama dengan salat tarawih berjamaah di masjid dan sama-sama mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Malah dengan adanya pandemi Covid-19 ini, salat tarawih di rumah mempunyai nilai lebih, yakni:

1. Lebih akrab dalam suasana kehangatan keluarga

Selama ini kita lebih sering (dan senang) salat tarawih di masjid. Kalaupun ada yang salat tarawih di rumah, itu juga karena faktor kesibukan sehingga mereka salat tarawihnya sendirian.

Nah, Ramadan di tengah pandemi Covid-19 ini bisa kita manfaatkan untuk lebih akrab dalam suasana kehangatan keluarga. Kita bisa menggelar salat tarawih berjamaah bersama anggota keluarga di rumah.

2. Momen untuk saling belajar memperdalam ilmu agama

Selain bisa mengakrabkan diri sesama anggota keluarga, salat tarawih di rumah juga bisa kita jadikan momen untuk saling belajar memperdalam ilmu agama. Yang lebih mengerti mengajari mereka yang belum memahami. Anak laki-laki yang adzan, ayah yang jadi imam.

Antara salat tarawih dan witir, kita bisa tadarus Al Quran bersama. Suami menyimak bacaan istri, sang kakak menuntun bacaan adiknya. Masyaallah, indah bukan seandainya kita bisa seperti ini?

3. Tidak melelahkan, namun tetap penuh kekhusyukan

Ada "guyonan" sekaligus di kalangan umat Islam Indonesia, mereka mencari salat tarawih yang bacaan salatnya singkat dan imamnya memimpin salat dengan cepat. 

Mungkin kita ingat ada berita di beberapa masjid di daerah-daerah yang kental NU-nya, salat tarawih 20 rakaat bisa "dilibas" hanya dalam waktu kurang dari 30 menit!

Sekali waktu jika ada imam yang bacaan suratnya panjang, dan gerakan salatnya lama, tentunya dalam hati sebagian dari kita ada yang menggerundel, dan membatin tak senang. Jujur saja, benar kan?

Saya sendiri juga begitu kok, waktu kecil dan remaja dulu. Saat itu, saya selalu memilih masjid atau mushola yang salat Tarawihnya cepat dan tidak diselingi ceramah agama. 

Seolah ada siksaan tersendiri jika saya menghabiskan waktu berlama-lama menunggu ceramah dan salat Tarawih selesai. Sementara di luar sana seharusnya ada banyak aktifitas menyenangkan yang bisa saya lakukan bersama teman sepermainan.

Namun, seiring pemahaman ilmu agama yang lebih baik, kian dewasa saya menyadari pentingnya salat yang tuma'ninah, sempurna dalam gerakan maupun bacaan salatnya. 

Tak ada hal positif yang bisa didapat dari pelaksanaan salat yang terlalu cepat, terburu-buru seperti maling yang dikejar penduduk. Kecuali keringat dan rasa capek, sementara pahala kesempurnaan salat malah tidak didapat.

Momen salat tarawih di rumah bisa kita manfaatkan untuk belajar salat yang tuma'ninah. Tidak melelahkan, tapi tetap penuh kekhusyuan.

Kok bisa?

Coba baca lagi arti harfiah dari salat tarawih di atas, yang secara kebahasaan berarti mengistirahatkan atau duduk istirahat. Tidak ada yang salah jika di sela-sela salat tarawih kita beristirahat. Malah lebih nyaman dibandingkan saat kita salat tarawih di masjid atau mushola.

Misalnya, selesai salat tarawih 4 rakaat, kita istirahat sejenak. Mau minum atau melanjutkan makan yang tertunda usai berbuka puasa, silahkan saja.

Setelah itu, kita bisa melanjutkan salat tarawih sesuai bilangan rakaatnya. Kalau ikut yang 8 rakaat, ya kita tinggal nambah 4 rakaat lagi. Kalau ikut yang 20 rakaat, kita tinggal nambah 16 rakaat. Itu pun bisa kita selingi dengan istirahat lagi.

Salat Tarawih di Rumah Tidak Mengurangi Sedikitpun Pahala Salatnya

Bulan Ramadan adalah bulan suci yang sangat istimewa. Setiap kebaikan dan ibadah kita di bulan ini diganjar Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.

Pandemi Covid-19 tidak mengurangi sedikitpun keistimewaan bulan Ramadan. Begitu pula dalam hal melaksanakan salat tarawih di rumah, tidak mengurangi sedikitpun pahala salatnya.

Dengan mengikuti anjuran pemerintah dan para ulama untuk salat tarawih di rumah, ada nilai lebih yang kita dapatkan. Selain sebagai ikhtiar kita untuk terhindar dari risiko tertular virus corona, juga upaya kita mendukung langkah pemerintah memutus mata rantai penularan penyakit Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun