Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Mengapa Google Mencekal Aplikasi Zoom?

18 April 2020   01:11 Diperbarui: 18 April 2020   01:19 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski punya banyak celah keamanan dan isu privasi pengguna, Zoom tetap menjadi aplikasi konferensi video favorit (Getty Images/Dominic Lipinski)

Tak ada aplikasi yang paling populer dan digunakan jutaan orang selama pandemi Covid-19 selain Zoom. Aplikasi konferensi video ini meledak, pertumbuhannya melampaui aplikasi sejenis bahkan aplikasi gim atau media sosial lainnya.

Hingga Maret 2020, 200 juta orang menggunakan Zoom setiap hari dibandingkan dengan hanya 10 juta pada bulan Desember. Ledakan pertumbuhan ini membuat sang pendiri, Eric Yuan menjadi milyarder baru sejak Zoom go publick pada 2019.

Awalnya, Zoom didedikasikan untuk layanan perusahaan yang ingin menyelenggarakan webinar dan rapat. Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat Zoom kali ini digunakan untuk tujuan personal. Zoom sekarang digunakan oleh orang-orang yang harus menjalani karantina di rumah mereka untuk sesi pelatihan online, kelas pendidikan, pesta, dan banyak lagi.

Isu Kerentanan Keamanan dan Privasi Pengguna Aplikasi Zoom

Sayangnya, popularitas Zoom diiringi isu kerentanan keamanan aplikasi. Banyak pihak juga mengklaim Zoom tidak melindungi privasi penggunanya.

Bulan lalu, penyelidikan oleh Motherboard menunjukkan bahwa aplikasi Zoom untuk iPhone dan iPad mengirim data tentang perangkat pengguna ke Facebook, termasuk orang-orang yang tidak memiliki akun Facebook.

Zoom dengan cepat merespon hasil penyelidikan tersebut dan mengklaim sudah berhenti mengirimkan data pengguna ke Facebook. Namun, masalah keamanan lain terus bermunculan.

Fenomena Zoombombing

Mantan peretas NASA mengatakan celah keamanan Zoom memungkinkan seorang pengguna yang tidak bertanggung jawab dapat mengontrol microphone dan webcam pengguna lain. Selain itu, pengguna lain juga bisa melancarkan "Zoom Bombing", fenomena baru di mana pengguna asing yang tidak diundang tapi bisa ikut dalam teleconference menunjukkan (misalnya) gambar porno melalui alat berbagi layar.

Zoombombing dapat terjadi karena Zoom menyediakan ruang konferensi virtual yang diidentifikasi dengan angka sembilan digit. Pada saat tertentu, kemungkinan ada ratusan ribu konferensi Zoom yang berlangsung dengan nomor unik yang terkait dengannya. Bahkan ada kemungkinan bahwa jika seseorang membuka Zoom dan mulai menebak kombinasi sembilan digit, orang itu mungkin dapat masuk ke konferensi tertentu tanpa ijin penyelenggaranya.

Selain dengan menebak kombinasi angka, peretas juga dapat memasuki konferensi tertentu yang membagikan konfigurasi nomor unik mereka di media sosial, situs web, atau hanya menyiarkannya. Dengan alasan ingin menggaet lebih banyak peserta, banyak penyelenggara konferensi atau rapat membagikan konfigurasi nomor unik Zoom mereka di media sosial.

Dari Google Sampai NASA Melarang Penggunaan Zoom

Rentetan isu keamanan dan layanan privasi pengguna ini membuat Zoom dicekal banyak perusahaan dan institusi negara. Beberapa waktu lalu, Google mengirim email kepada semua karyawan yang laptop kerjanya terinstal aplikasi Zoom. Mengutip berbagai bukti  "kerentanan keamanan" Google memperingatkan karyawannya bahwa Zoom "tidak aman" dan akan mencopot perangkat Zoom Desktop Client dari laptop mereka.  

"Kami telah lama memiliki kebijakan untuk tidak mengizinkan karyawan menggunakan aplikasi yang tidak disetujui untuk pekerjaan yang berada di luar jaringan perusahaan kami," Jose Castaneda, juru bicara Google.

"Baru-baru ini, tim keamanan kami memberi tahu karyawan yang menggunakan Zoom Desktop Client bahwa itu tidak akan lagi berjalan di komputer perusahaan karena tidak memenuhi standar keamanan kami untuk aplikasi yang digunakan oleh karyawan kami. Karyawan yang telah menggunakan Zoom untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman dapat terus melakukannya melalui browser web atau melalui ponsel. "

Bukan hanya Google yang mencekal Zoom, beberapa raksasa teknologi lain juga melakukan hal yang sama. Awal bulan ini, perusahaan roket Elon Musk SpaceX juga melarang karyawan, dengan alasan "masalah privasi dan keamanan yang signifikan". Google dan Space X mengikuti jejak Apple yang lebih dulu mencekal Zoom.

Di luar raksasa teknologi tersebut, Zoom juga dicekal institusi pemerintah. Seiring dengan peringatan dari FBI, NASA dan Departemen Pertahanan AS melarang penggunaan Zoom. Sementara Departemen Pendidikan New York City mendesak sekolah untuk meninggalkan Zoom dan beralih ke layanan Skype dari Microsoft.

Meski Dicekal, Mengapa Zoom Tetap Banyak Digunakan?

Meski banyak dicekal oleh raksasa teknologi dan institusi pemerintah, hal ini tidak mengurangi popularitas Zoom. Meningkatnya penggunaan Zoom di masa pandemi ini lebih banyak disebabkan faktor desain antarmuka (UI) Zoom yang dinilai lebih mudah digunakan dibandingkan aplikasi pesaingnya. Selain itu, Zoom juga menawarkan fitur yang dianggap memahami keinginan penggunanya.

Perbandingan Fitur Zoom dengan Aplikasi Teleconference Lainnya

Seperti fitur layar background. Dengan fitur ini, pengguna Zoom bisa mengganti latar belakang yang terlihat langsung oleh kamera dengan background yang bisa mereka pilih sendiri. Fitur istimewa ini yang tidak dijumpai di aplikasi teleconference lainnya.

Sementara beberapa aplikasi konferensi video lain justru dianggap memiliki desain antarmuka yang agak rumit dan tidak mudah digunakan siapapun juga. Google Hangouts Meet (Google Meet) misalnya, hanya pengguna yang memiliki akun Google G-Suite saja yang bisa membuat pertemuan. Sedangkan pengguna dengan akun Google biasa hanya bisa mengikuti kalau diundang.

Google Meet juga dianggap memiliki fitur UI yang lebih aneh, hasil dari persilangan rangkaian produk yang bingung dan terbelah: Google Buzz, Google Allo, Google Message, Google Voice, dan sebagainya. Meski begitu, Google Meet punya keunggulan dari segi jumlah peserta pertemuan, yakni bisa menampung 250 pengguna dalam satu pertemuan virtual dan 100.000 peserta dalam satu live streaming.

Sementara FaceTime bersifat eksklusif. Perangkat konferensi video yang dikembangkan Apple ini hanya bisa digunakan di perangkat milik Apple sendiri. Tentu saja ini sangat menyulitkan karena tidak semua pengguna punya iPhone, iPad atau iMacs.

Bagaimana dengan Skype? Meski menjadi pelopor aplikasi teleconference, Skype kondisinya lebih merana. Kualitas video yang ditawarkan aplikasi milik Microsoft ini dianggap kurang berkualitas. Selain itu, Skype juga hanya bisa digunakan maksimal 50 orang dalam satu pertemuan.

Meski punya banyak celah keamanan dan isu privasi pengguna, Zoom tetap menjadi aplikasi konferensi video favorit. Pengguna awam tampaknya tidak terlalu memikirkan isu kerentanan keamanan maupun penyalahgunaan data pribadi mereka. Saat kebutuhan aplikasi konferensi video semakin meningkat, yang diperlukan pengguna adalah aplikasi yang mudah digunakan siapa saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun