Usai menulis artikel Jika Kamu Mencintai Bukumu Biarkan Mereka Pergi, seorang pembaca Kompasiana mengirim satu dus besar berisi buku-buku koleksinya. Pesannya cuma satu: Tolong bagikan buku-buku ini kepada mereka yang tidak punya kesempatan membeli!
Ketika saya buka, isinya buku-buku novel dengan kondisi fisik buku nyaris baru. Saya hitung ada sekitar 50 buku yang dikirim pembaca tak dikenal itu untuk dibagi-bagikan.
Saya kemudian menghubungi beberapa teman yang saya tahu mengelola taman bacaan di sekitar Kota Malang. Tak hanya itu, saya juga menyelenggarakan event Giveaway buku di akun Instagram.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. donasi buku yang saya inisiasi terus berlanjut. Beberapa teman lain yang juga pecinta buku dan membaca postingan saya di Instagram ikut mendonasikan koleksi bukunya.
Hingga kemudian pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Saya lalu berpikir, donasi buku tidak lagi banyak manfaatnya. Sementara di rumah masih banyak buku bacaan yang "ingin dibebaskan".
Memang, di saat banyak orang harus bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, buku bisa menjadi teman yang menyenangkan. Tapi, saya tidak ingin buku itu hanya jadi bahan bacaan saja. Saya ingin buku-buku ini memiliki nilai lebih bagi orang-orang yang terdampak pandemi corona.
Akhirnya, terpikir oleh saya untuk melelang buku-buku koleksi pribadi dan sumbangan dari teman-teman. Dana hasil lelang itu dijadikan donasi sembako dan masker, dua hal yang sangat dibutuhkan warga yang terdampak pandemi Covid-19.
Ide donasi sembako dan masker lewat lelang buku ini kemudian saya informasikan ke grup WhatsApp teman-teman dan di akun Instagram. Alhamdulillah, banyak teman yang mendukung rencana saya dengan membeli buku. Malah ada banyak teman yang langsung ingin bersedekah saja, tanpa harus membeli buku yang saya tawarkan.
Namun permintaan mereka saya tolak. Sejak awal, niat saya adalah melelang buku untuk kemudian dana hasil lelangnya didonasikan. Dengan begitu, ada dua kebaikan berbagi yang dapat mereka terima. Pahala dari sedekah, dan buku bacaan dari saya.
Mungkin apa yang saya lakukan ini tidak banyak berarti. Tapi, sekecil apapun sebuah kebaikan, untuk saat ini rasanya sangat berharga.
Kebaikan Berbagi, inilah satu-satunya kisah yang diinginkan dunia saat ini. Ada milyaran manusia yang terdampak pandemi Covid-19, seperti halnya kita sendiri.
Jutaan karyawan yang terkena PHK. Pengemudi ojek online yang mengeluh tidak dapat orderan. Bapak tua pengayuh becak yang hanya bisa termenung menunggu penumpang yang tak kunjung datang. Nenek penjual kerupuk di pintu pasar yang menunggu pembeli dagangannya.
Mengutip lirik lagunya Bimbo, berbuat baik janganlah ditunda-tunda. Ada seribu satu jalan bagi kita untuk terus menebar kebaikan, terlebih saat dunia dilanda kecemasan akibat pandemi Covid-19.
Bagi yang punya kelebihan rejeki, bisa menyisihkan sebagian rejekinya untuk disedekahkan. Bagi yang punya keterampilan menjahit, bisa menyumbangkan keahliannya untuk membuat masker dan alat pelindung diri lainnya. Bagi pecinta buku seperti saya, bisa melelang buku kesayangan untuk kemudian didonasikan pada mereka yang lebih membutuhkan.
"Kita adalah ombak dari laut yang sama, dedaunan dari pohon yang sama, bunga-bunga dari taman yang sama".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H