Kemudian, sudah siapkah pemerintah untuk memasok obat-obatan dan alat perlindungan diri bagi pasien maupun orang yang merawatnya? Ingat, petugas medis RSUD dr. Slamet sampai harus menggunakan jas hujan saat merujuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menuju RSHS Bandung. Alasannya, mereka tidak memiliki persediaan APD yang layak seperti jas hazmat.
Mengisolasi Pasien Positif Corona Secara Mandiri Bukti Ketidaksiapan Pemerintah
Pernyataan juru bicara pemerintah tersebut justru semakin menunjukkan ketidaksiapan pemerintah dalam menangani pandemi corona. Baru ada 134 kasus positif corona, pemerintah "sudah menyerah".
Apa kabar dengan pembangunan rumah sakit khusus corona di pulau Galang? Apa kabar dengan kesiapan puskesmas yang katanya bisa mendeteksi dini pasien positif corona?
Sepertinya itu semua omong kosong dan hanya pernyataan semu untuk menghibur rakyat Indonesia. Buktinya, sampai sekarang penyebaran virus corona semakin meluas. Tidak hanya di pulau Jawa, namun juga mulai merambah ke pulau-pulau lain di pelosok Nusantara.
Dari sejak belum terdeteksinya virus corona hingga Indonesia positif corona, pemerintah sudah terlalu banyak berbohong. Banyak informasi-informasi penting yang disembunyikan pemerintah.
Kita paham, kebijakan tersebut ditujukan salah satunya mungkin untuk meredam kepanikan di masyarakat. Jangan sampai masyarakat cemas dan panik berlebihan hingga mengakibatkan kekacauan.
Namun, dalam situasi pandemi seperti ini, kejujuran sangat diharapkan masyarakat agar mereka juga bisa mawas diri untuk tidak tertular maupun menulari orang lain. Tentu, hal ini harus diiringi upaya pemerintah untuk mencegah kepanikan yang mungkin bisa timbul.
Sudah saatnya pemerintah berbicara dengan cerdas dan cermat. Jangan malah membuat pernyataan yang bisa menimbulkan banyak penafsiran. Jika memang tidak siap, lambaikan tangan dan ajak masyarakat untuk bersatu, bahu membahu mencegah penyebaran virus corona.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI