Anehnya, saat pemerintah mengajak masyarakat bersatu mencegah penyebaran virus corona, para buzzer pro pemerintah dan lawan politik Anies terus saja membully. Jadi, tajuk itu pun menjadi paradoks tersendiri: Bersatu Lawan Corona atau Bersatu Jegal Anies?
Padahal bisa kita lihat sendiri, Anies tak hendak mendirikan panggung kampanye di tengah kewaspadaan terhadap pandemi corona. Anies tak hendak mengoleskan citra di tengah kecemasan masyarakat akan wabah corona. Anies hanya ingin melakukan yang terbaik bagi warganya, di saat pemerintah pusat tidak bisa lagi diharapkan bantuannya.
Beberapa kebijakan Anies pun ditiru oleh pemimpin daerah lain yang wilayahnya terpapar virus corona. Sekolah diliburkan, masyarakat dihimbau membatasi diri untuk keluar rumah. Ruang publik ditutup, acara-acara yang mengundang kerumunan banyak orang ditangguhkan.
Wajar, apabila banyak yang menilai saat ini kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, khususnya kabinet presiden Jokowi sudah berada di titik nadir. Masyarakat seolah tak berharap banyak mengingat lambat dan bebalnya pemerintah pusat dalam mencegah penyebaran wabah corona.
Jika dalam beberapa hari ke depan pemerintah pusat masih juga bebal dan tidak jujur dalam mengungkap situasi yang sebenarnya, pemerintah daerah tak perlu ragu dan takut dalam mengambil keputusan dan kebijakan sendiri tanpa perlu menunggu komando pemerintah pusat. Langkah ini perlu dilakukan pemerintah daerah demi melindungi warganya dari paparan virus corona yang semakin luas penyebarannya di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI