Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Indonesia Masuk Daftar Negara Terjangkit Virus Corona, Pemerintah Sudah Berbohong?

27 Februari 2020   23:44 Diperbarui: 28 Februari 2020   00:05 7541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi (CNBC Indonesia/Wangi Sinintya) 

Sejak jauh hari, WHO sudah memberi peringatan bahwa masih banyak kekurangan dari langkah-langkah preventif yang sudah diambil otoritas kesehatan Indonesia dalam menangani penyebaran virus corona. Pemakaian thermal scanner di bandara dan pintu-pintu masuk negara dianggap belum cukup untuk bisa mendeteksi virus COVID-19. Ini karena masa inkubasi virus berlangsung antara 1-14 hari.

Orang yang terinfeksi virus corona tidak langsung menunjukkan gejala sakit. Ini terbukti dengan adanya 2 WNA dari China dan Jepang yang positif terkena virus corona beberapa hari setelah mengunjungi Indonesia. Entah mereka tertular sebelum atau sesudah ke Indonesia, yang jelas keduanya lolos dari pantauan dan alat deteksi di bandara.

Pariwisata Nomor Satu, Kesehatan Rakyat Nanti Dulu!

Terhadap masuknya Indonesia dalam daftar negara terjangkit virus corona versi Arab Saudi, pemerintah hendaknya bisa menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi. Apakah benar wilayah Indonesia bersih dari paparan COVID-19?

Pemerintah Indonesia boleh saja memprotes daftar yang dikeluarkan Arab Saudi, namun pihak Arab Saudi tentu punya pandangan dan penilaian sendiri. Karena itu, pemerintah Indonesia hendaknya bisa menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi, apakah benar wilayah Indonesia bersih dari paparan COVID-19?

Mengutip pernyataan presiden Jokowi menanggapi pencekalan Arab Saudi, kesehatan rakyat Indonesia nomor 1. Sayangnya, kebijakan yang diambil pemerintah sendiri terlihat kontradiktif dengan pernyataan tersebut.

Pemerintah lebih khawatir dampak ekonomi yang ditimbulkan wabah virus corona, daripada mengantisipasi terjadinya pandemi corona. Pemerintah lebih memprioritaskan sektor pariwisata daripada menambah anggaran kesehatan. Pemerintah lebih getol mengampanyekan destinasi wisata daripada mengampanyekan dan mengedukasi masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun