Ketika pindah rumah beberapa waktu yang lalu, saya menghadapi situasi yang sangat pelik. Di rumah, ada satu kasur/spring bed yang tidak terpakai. Kondisinya masih lumayan bagus, cuma ada satu kekurangannya: terlalu banyak kutu busuk!
Tentu saja saya tidak mau susah payah membawanya ke rumah yang baru. Risikonya cukup besar. Bisa-bisa semua kasur, bantal, guling hingga sofa dihinggapi kutu busuk dari kasur lama tersebut.
Lagipula, di tempat yang baru sudah penuh dengan perabot. Tak ada ruang lagi untuk kasur tersebut.
Istri saya lalu menyarankan agar kasur itu dihibahkan saja pada tetangga. Tapi, sulit juga mencari tetangga yang mau menerima hibah kasur. Soalnya semua tetangga kiri kanan sudah punya kasur di kamar rumah mereka.
Ada satu tetangga yang tertarik, namun ketika melihat kondisi spring bed yang penuh kutu busuk, tetangga itu akhirnya mundur dan menolak pemberian kami.
Maka, satu-satunya solusi adalah dengan membuangnya. Tapi bagaimana caranya?
Kasur bukan barang kecil yang bisa dengan mudahnya kita buang begitu saja. Kasur juga bukan sampah rumah tangga yang bisa kita titipkan pada petugas pengambil sampah.
Apalagi kasurnya jenis spring bed. Jika kasur busa atau kasur kapuk, mungkin beberapa orang bisa membuangnya ke sungai. Pernah kan melihat foto sungai penuh sampah dan ada sampah kasur busa di dalamnya?
Tentu saja saya tidak bisa seperti itu. Pertama karena malu. Kedua, membuang sampah kecil sembarangan saja bisa kena tindak pidana ringan, apalagi sampah sebesar kasur spring bed.
Dan ketiga, saya masih punya kepedulian lingkungan. Membuang sampah sebesar kasur spring bed di sungai sudah tentu akan menghambat aliran sungai. Ujung-ujungnya banjir akan melanda.
Bagaimana bila dibakar saja?
Hei, memangnya mudah membakar benda sebesar kasur spring bed di tengah pemukiman yang padat? Mau dibakar di mana? Terus bagaimana dengan asapnya?
Cara Membuang Kasur Spring Bed yang Tidak Terpakai
Di tengah situasi yang pelik dan bikin galau ini, seorang tetangga memberi saran agar kasur spring bed itu diberikan saja pada pemulung atau tukang rombeng.
Tapi dengan satu syarat: spring bed itu dipreteli dulu. Busanya dibuang hingga tinggal menyisakan rangka besi dan pegasnya saja.
Akhirnya, dengan bantuan tukang las keliling saya pun berhasil mempreteli spring bed tersebut. Rangka besi dan pegas spring bed saya berikan pada pemulung pertama yang lewat di depan rumah.
Sedangkan busanya yang sudah saya potong jadi beberapa bagian kecil saya titipkan pada tukang sampah untuk dibakar di mesin pembakar yang ada di tempat pembuangan akhir.
Tak lupa saya memberi tip pada tukang sampah karena mau membantu saya menyingkirkan sampah busa kasur spring bed.
Nah, itu sepenggal pengalaman saya membuang kasur yang tidak terpakai. Kalau kasurnya masih dalam kondisi yang bagus, lebih baik diberikan pada kerabat atau tetangga dekat.
Tapi kalau kondisinya sudah terlalu jelek dan memang harus dibuang, coba ikuti saran seperti yang sudah saya ceritakan di atas:
- Potong kasurnya jadi beberapa bagian kecil.
- Lalu titipkan pada petugas pembuang sampah. Beberapa daerah sudah memiliki layanan tim penjemput sampah besar, seperti kota Bandung yang dikelola oleh PD Kebersihan Kota Bandung.
- Jangan lupa memberi tip pada mereka karena sudah membantu kita membuang kasur yang tidak terpakai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI