Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkaca dari Lucinta Luna, Mari Belajar Mencintai Diri Sendiri

13 Februari 2020   21:20 Diperbarui: 26 Oktober 2021   22:40 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jatuh cintalah pada diri sendiri seutuhnya, karena kita istimewa (unsplash.com/Tim Mossholder)

Jika Tuhan mengijinkan kita untuk bertukar tubuh dengan orang lain di dunia ini, maukah kita melakukannya?

Dalam obrolan santai, saya dan istri membahas pertanyaan tersebut. Awalnya sederhana, istri saya merasa semakin gemuk! Dia iri pada saya yang punya tubuh langsing. Dengan bercanda, istri saya berkata, "Coba kita bisa bertukar tubuh Mas. Sampean yang gemuk aku yang langsing."

Sama dengan istri yang tidak puas dengan badannya yang menurutnya tidak proporsional, saya dulu tidak puas dengan tubuh saya. Jika bisa seperti yang dikatakan istri, saya ingin bertukar tempat dengan mereka yang memiliki tubuh atletis, perutnya sixpack, rahangnya kuat dan berotot.

Tapi sekarang saya saya tidak ingin bertukar tubuh dengan siapapun. Karena saya sudah jatuh cinta dengan diri saya sendiri.

Jatuh cinta pada diri sendiri tidak membuat kita sombong, atau narsis. Itu berarti kita memiliki harga diri yang dalam.

Lebih dari itu, kita sadar memiliki kekurangan tapi kita masih bisa percaya diri dengan kerendahan hati. Akhirnya, kita bisa hidup dengan kepastian bahwa kita tidak akan berganti tempat dengan siapa pun, bahkan jika kita bisa.

Menjadi Transgender Karena Tidak Mencintai Dirinya Sendiri?

Lalu, apa hubungannya dengan Lucinta Luna?

Kebanyakan pelaku transgender seperti Lucinta Luna, atau mereka yang memiliki penyimpangan orientasi seksual (baca: LGBT) selalu beralasan jiwa mereka terjebak di tubuh yang salah!

Dengan mengatakan seperti itu, sama halnya mereka mengakui ketidaksempurnaan Tuhan dalam menciptakan makhluk-Nya. Iya kan?

Masa Tuhan keliru menempatkan jiwa seseorang dalam tubuh yang tidak dikehendaki?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun