Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkaca dari Lucinta Luna, Mari Belajar Mencintai Diri Sendiri

13 Februari 2020   21:20 Diperbarui: 26 Oktober 2021   22:40 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari Belajar Mencintai Diri Seutuhnya (unsplash.com/Fares Hamauche)

Jangan menganggap kekurangan kita sebagai kelemahan. Anggap mereka sebagai fitur yang unik atau keunggulan yang tidak dimiliki orang lain.

Jika kita pendiam, kita mungkin jadi pendengar yang baik. Jika kita gemuk, kita mungkin sehat. Jika kita langsing, kita bisa beraktivitas dengan gesit. Selalu ada nilai positif jika kita melihatnya melalui lensa yang positif pula.

3. Tiru Perilaku Orang-orang yang Kita Kagumi

Semua orang pasti ingin sukses, atau mencapai tahap yang bisa diraih orang lain yang dikagumi. Tapi bukan berarti itu membuat kita berkeinginan untuk bertukar tubuh atau bertukar peran.

Saya selalu mengagumi orang-orang yang bisa mengangkat orang lain, menjadi teladan bagi orang lain. Orang-orang yang mampu bertahan dalam pergolakan hidupnya, orang-orang yang mengejar impian mereka dari bawah. Dan saya berusaha meniru visi maupun sikap bijak mereka.

Tidak ada yang salah dengan meniru orang lain. Bukan berarti kita berusaha menjiplak kepribadian mereka. Namun, ambil perilaku atau kepribadian spesifik yang selaras dengan kepribadian kita sendiri.

Saat kita bisa membayangkan diri sebagai orang ideal yang kita idam-idamkan, lalu kita bertindak sesuai dengan visi orang yang kita kagumi tersebut, tidak mungkin untuk tidak jatuh cinta pada diri sendiri.

Jatuh Cintalah Pada Diri Sendiri Seutuhnya

Jatuh cintalah pada diri sendiri seutuhnya, karena kita istimewa (unsplash.com/Tim Mossholder)
Jatuh cintalah pada diri sendiri seutuhnya, karena kita istimewa (unsplash.com/Tim Mossholder)

Kita memang tidak bisa memilih kondisi fisik yang bagaimana dan kepribadian seperti apa. Tapi percayalah, Tuhan menjadikan kita spesial dengan segala kekurangan dan kelebihan, dengan segala masalah dan rintangan, dengan segala tantangan dan beban kehidupan.

Tuhan memilih kita menjadi seperti sekarang ini karena Dia tahu yang terbaik untuk kita. Tuhan memilih kita menjalani segala masalah karena Dia tahu kita mampu. Tuhan memilih kita mengalami kekurangan karena Dia tahu kita bisa mengatasinya. Tuhan membuat kita hidup dengan segala apapun yang sanggup membuat kita hidup di dunia ini.

Kita memang tak bisa memilih terlahir seperti apa, tapi kita bisa memilih untuk menjadi hebat dengan apa yang kita miliki sekarang. Jatuh cintalah pada diri sendiri dan seutuhnya, karena kita istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun