Ketiadaan kasus ini yang memicu kekhawatiran peneliti Harvard. Menurut analisa mereka, Indonesia semestinya sudah mencatatkan kasus positif virus corona, hanya saja mungkin belum terdeteksi oleh pemerintah.
"Indonesia telah melaporkan nol kasus, dan Anda akan mengharapkan telah melihat beberapa kasus," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch di Harvard TH Chan Scool of Public Health, sebagaimana dikutip VOA News melalui Kompas.
Mengingat beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia sudah melaporkan adanya kasus positif, virus corona juga bisa menyebar ke Indonesia. Sebelumnya, WHO sudah memperingatkan pemerintah Indonesia akan potensi penyebaran virus corona di wilayah Indonesia.
Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan mengatakan bahwa sekalipun pemerintah Indonesia sudah mengambil langkah preventif, masih banyak hal yang harus disiapkan Indonesia mulai dari pengawasan, deteksi hingga persiapan fasilitas terkait dengan skenario apabila terjadi wabah. Â
"Ketersediaan alat tes khusus untuk mengkonfirmasi nCoV (novel coronavirus) minggu ini adalah langkah yang signifikan ke arah yang benar," ujarnya sebagaimana dikutip dari Sydney Morning Herald (7/2/2020).
Sejauh ini, otoritas medis Indonesia hanya mengandalkan tes pan-coronavirus yang bisa mendeteksi semua kerabat virus corona, bukan virus corona baru.
Menanggapi hasil penelitian Harvard, Kepala Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Siswanto mengatakan, penelitian yang dilakukan ahli Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Siswanto juga menegaskan, sampai hari ini belum ada satu kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.
Dari 62 kasus, Kemenkes sudah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus. Tak satu pun dari spesimen tersebut yang positif corona. Adapun 3 spesimen lainnya saat ini masih diteliti.
"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia.