Bagaimana caranya supaya masyarakat umum bisa membaca jurnal ilmiah dengan mudah?
Saat ini, hampir setiap perguruan tinggi sudah memiliki database yang memuat jurnal ilmiah atau esai akademik dari dosen atau mahasiswanya. Beberapa situs perguruan tinggi juga sudah dibuka untuk umum. Artinya, siapapun bisa mengunduh atau membaca esai akademik yang ada di database mereka.
Di luar situs-situs perguruan tinggi, para akademisi sudah mengenal situs academia.edu. Di sini kita bisa mengunggah makalah, tesis, paper dan jurnal ilmiah lainnya. Kita juga bisa mengunduh esai akademik yang sesuai dengan minat kita.
Selain menulis di blog pribadi dan Kompasiana, saya sering mengunggah beberapa tulisan ke situs academia.edu. Tidak semua tulisan, melainkan tulisan yang memenuhi syarat esai akademik. Yakni yang memiliki referensi ilmiah dengan gaya bahasa ilmiah.
Pentingnya Menerjemahkan Jurnal Ilmiah ke dalam Bahasa yang Sederhana
Para ilmuwan dan masyarakat ilmiah selalu dikelilingi oleh penelitian mereka dan karya ilmiah orang lain. Seperti halnya bidang khusus, karya tulis mereka diisi dengan jargon teknis dan prasyarat dasar untuk bisa disebut sebagai jurnal ilmiah atau esai akademik.
Di satu sisi, masyarakat umum ingin tahu hasil penelitian mereka. Masyarakat umum ingin tahu terobosan terbaru dalam sains. Sayangnya, masyarakat umum kurang bisa memahami bahasa ilmiah yang dibawakan para peneliti dalam karya tulis mereka.
Ilmu pengetahuan memang sering membuat pembaca merasa tidak nyaman karena memaksa mereka berada di luar basis pengetahuan mereka. Karena itu, artikel atau tulisan yang di dalamnya penuh dengan muatan ilmu pengetahuan dan gaya bahasa ilmiah jarang menarik minat perhatian masyarakat awam untuk membacanya.
Banyak ilmuwan bisa menjadi penulis ilmiah yang luar biasa. Namun, mereka merasa kesulitan untuk menulis atau menerjemahkan jurnal ilmiah mereka ke artikel populer biasa sehingga temuan mereka dapat dipahami oleh masyarakat umum.
Pada dasarnya, jurnal ilmiah hanya sebuah genre penulisan khusus dalam karya tulis. Sama dengan artikel populer atau genre tulisan lain seperti fiksi hingga editorial berita. Sebagai genre, mereka berfungsi dalam seperangkat norma, aturan, dan konvensi.
Karena genrenya berbeda, kedua jenis penulisan ini, yaitu jurnal ilmiah dan artikel populer, membutuhkan keahlian yang berbeda. Jika kedua keahlian ini digabungkan, ada manfaat yang luar biasa. Masyarakat umum bisa mendapat pengetahuan ilmiah dalam bahasa yang mudah dicerna.
Tips Menerjemahkan Jurnal Ilmiah ke Artikel Populer
Menerjemahkan jurnal ilmiah ke artikel populer sebenarnya tidak terlalu sulit. Ada tiga tips yang perlu diingat agar artikel populer hasil terjemahan tersebut mudah dipahami pembaca.
1. Gunakan Bahasa yang Sederhana
Penulis yang cerdas pilihan katanya sederhana.
Marshall Mcluhan (McLuhan, 1964) mengatakan bahwa "medium adalah pesan". Maksudnya,  kita  harus menggabungkan medium dan pesan yang ingin kita sampaikan untuk benar-benar berkomunikasi dengan audiens kita.
Bahasa yang sederhana disertai penggunaan ikon budaya populer bisa menjadi medium yang sangat baik dan tepat, karena mereka mewakili akses yang tanpa batas untuk kepentingan masyarakat umum.
Saat menulis esai akademik untuk komunitas ilmiah, kita mengharapkan tingkat pengetahuan latar belakang tertentu dari target pembaca yang kita tuju. Namun, ketika menulis untuk masyarakat umum, tidak ada harapan seperti itu.
Jadi, selalu gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Misalnya, alih-alih mengatakan sintesis utas tunggal DNA, katakan saja bahwa kita mencari mekanisme perbaikan DNA.
2. Fokus pada Mengapa, bukan Bagaimana
Dalam penulisan ilmiah, tujuannya adalah untuk tidak hanya mendeskripsikan hasil tetapi juga menjelaskan bagaimana hasil itu diperoleh. Namun, masyarakat umum hanya peduli dengan hasil penemuan dan mengapa itu penting.
Karena itu, fokuskan artikel populer hasil terjemahan jurnal ilmiah pada hal itu, mengapa penemuan baru ini penting dan relevan. Ini akan membantu memikat audiens dan membantu mereka memahami pentingnya proses menerjemahkan jurnal ilmiah seperti yang sedang kita lakukan.
3. Gunakan Metode Feynman
Richard Feynman adalah fisikawan Amerika Serikat terkenal. Karyanya yang utama adalah perluasan teori elektrodinamika kuantum. Berkat perluasan teori itu, Feyanman diganjar hadiah Nobel Fisika 1965 bersama Julian Seymour Schwinger dan Tomonaga Sinitiro.
Feynman juga dikenal sebagai seorang edukator. Buku-buku dan kuliah-kuliahnya sering ditujukan agar kalangan umum mudah mudah memahami fisika. Karena kemampuannya dalam menerangkan, ia dijuluki "The Great Explainer" atau "Pemberi Penjelasan yang Hebat".
Singkatnya, Feynman berhasil mengembangkan metode untuk membantu siapa pun belajar sesuatu. Menggunakan metode Feynman dapat menjadi cara terbaik untuk menerjemahkan jurnal ilmiah ke artikel populer yang ditujukan pada masyarakat umum.
Seperti apa metode Feynman?
Mulailah dengan menulis ide besar di bagian awal artikel. Kemudian, dalam paragraf pendek, perluas ide besar itu.
Jika ada subyek, jargon atau istilah teknis di paragraf pendek tersebut, berikan petunjuk atau definisikan. Jika dalam definisi itu masih memiliki istilah yang perlu didefinisikan lagi, lakukan juga.
Tujuannya adalah untuk menjaga penjelasan kita berada dalam satu halaman. Pembaca tidak perlu membuka halaman lain untuk mencari arti dari istilah teknis yang mereka temukan di artikel kita. Selain itu juga untuk memastikan bahwa jika ada audiens secara acak membaca artikel kita, mereka akan mendapatkan inti dari argumen yang kita kemukakan.
Metode ini membantu kita melihat dengan tepat apakah ada yang perlu disederhanakan atau dihapus untuk memastikan tulisan kita dipahami banyak orang.
Kesimpulan
Kita tentunya ingin ilmu pengetahuan itu memiliki nilai dan manfaat bagi masyarakat umum. Karena itu, harus ada upaya agar tulisan dengan muatan ilmu pengetahuan menjadi bacaan yang bisa dinikmati.
Ini berarti jurnal ilmiah itu harus keluar dari zona nyaman mereka untuk kemudian memasuki zona nyaman pembaca. Dengan begitu, pembaca bisa berinteraksi langsung dengan konsep ilmu pengetahuan yang dijabarkan dalam tulisan karena mereka memang menginginkannya, bukan karena rasa "terpaksa".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H