Mulai sekarang, bersiaplah untuk lebih sering mendengar kata TikTok.
Apa sih TikTok itu? Mengapa belakangan ini banyak orang membicarakan TikTok?
Mengapa aplikasi ini disebut banyak pakar media sosial bakal menjadi The Next Big Thing? Mengapa banyak anak-anak dan remaja menjadi kecanduan dengan TikTok?
Banyak sekali pertanyaan, karena memang kebanyakan kita belum tahu fakta tentang aplikasi TikTok yang menjadi hype pengguna internet masa kini.
Supaya tidak dianggap ketinggalan jaman dan tahu potensi apa yang bisa kita manfaatkan, berikut 10 fakta aplikasi TikTok yang perlu diketahui.
1. Aplikasi Made in China
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa aplikasi populer itu selalu diciptakan di Silicon Valley, atau datang dari Negeri Paman Sam. Sebut saja YouTube Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, dan aplikasi populer lainnya.
Namun Tik Tok menjungkirbalikkan persepsi tersebut. TikTok menjadi penantang status quo raksasa aplikasi dunia. TikTok adalah aplikasi media sosial yang memungkinkan pengguna membuat dan berbagi klip video 15 detik, murni Made in China.
Pada 2016, TikTok diluncurkan sebagai proyek dari salah satu raksasa teknologi China, Bytedance. Nama asli China-nya adalah Douyin.
Oleh Amerika Serikat, segala hal yang berbau China sebisa mungkin dihalangi pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuannya jelas, agar tidak bisa menyaingi aplikasi buatan perusahaan Amerika.
Jadi, jangan heran jika kamu menemukan berbagai artikel yang menyatakan AS mencoba untuk melarang TikTok. Dan sekarang sudah terlambat.
2. Aplikasi Dengan Lebih dari 800 juta Pengguna Aktif di Seluruh Dunia
Berapa banyak sih pengguna aktif TikTok hingga menyebabkan hype di kalangan anak-anak dan remaja?
Menurut catatan Sensor Tower, TikTok memiliki 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia. Yah, memang sih separuhnya disumbang dari pengguna di negara asalnya sendiri, yakni China dan sepertiganya disumbang pengguna dari India.
Tapi, dengan jumlah sebesar itu dan mempertimbangkan pertumbuhannya yang pesat, TikTok bisa menjadi ancaman yang serius bagi platform media sosial lain yang sudah lama eksis. Angka 500 juta ini sudah melewati jumlah pengguna aktif dari Twitter, Linkedin dan Snapchat. Dan tak lama lagi mungkin bisa melewati jumlah pengguna Instagram yang tercatat punya 1 miliar pengguna aktif.
3. Lebih dari 1,5 miliar Unduhan di App Store dan Google Play
Pada November 2019, Sensor Tower melaporkan bahwa TikTok telah melampaui 1,5 miliar unduhan aplikasi di seluruh dunia.
Satu miliar unduhan aplikasi adalah hal yang sangat kritis yang belum banyak dilampaui aplikasi lainnya hingga sekarang. Terutama tidak dalam jangka waktu yang singkat. Ingat, TikTok diluncurkan pada 2016 --- baru seumur jagung.
Bandingkan dengan Facebook, yang didirikan pada 2004. Mereka butuh waktu yang lebih lama untuk membangun diri hingga menjadi sebesar sekarang.
Setelah TikTok melewati satu miliar unduhan aplikasi, Facebook dan pemain besar lainnya harus mulai waspada dan tak bisa lagi memandang remeh bintang baru yang sedang naik daun ini.
Dengan jumlah unduhan 1,5 miliar dan lebih dari 500 juta pengguna aktif, TikTok membuat Bytedance yang didirikan pada 2012 menjadi startup paling bernilai di dunia dengan valuasi lebih dari $ 75 miliar.
4. Aplikasi untuk Gen Z, bukan untuk Anak-anak
Awalnya saya menganggap TikTok tak lebih dari aplikasi untuk anak-anak. Selain karena dikenalkan oleh keponakan berusia 8 tahun, persepsi ini juga berangkat dari namanya yang unik, terdengar sangat catchy di telinga: TikTok.
Faktanya, TikTok adalah aplikasi untuk Gen Z, untuk anak-anak remaja masa kini. Dibandingkan dengan platform media sosial lainnya, TikTok memiliki basis pengguna termuda.
Hampir 70 persen pengguna TikTok berusia antara 16 hingga 24 tahun, yang berarti bahwa hanya 30 persen berusia 25 tahun ke atas. Seiring waktu, banyak orang dewasa yang menggunakan TikTok. Pergeseran demografi ini mengingatkan kita pada Facebook dan Instagram.
Niat awal Mark Zuckerberg adalah membuat jejaring sosial untuk mahasiswa. Jadi, tentu saja pengguna pertama Facebook adalah generasi muda saat itu. Seiring waktu, ayah, ibu hingga nenek mereka tahu Facebook, tertarik lalu ikut bermain.
Hal yang sama terjadi dengan Instagram. Anak-anak muda yang mulai terganggu dengan keberadaan orang tua di Facebook mulai beralih ke Instagram. Namun, setelah beberapa waktu, ibu dan ayah mereka juga menemukan Instagram, dan rata-rata usia pengguna kembali meningkat.
Melihat pola dan siklus pengguna dari Facebook dan Instagram tersebut, kesimpulan yang bisa ditarik adalah jangan mengabaikan platform hanya karena condong ke arah audiens yang lebih muda. Karena secara umum, teknologi baru kebanyakan dianut dan digunakan oleh kaum muda, jauh sebelum mencapai masa kritisnya.
5. Postingan Aktif Sangat Tinggi Setiap Hari
Dibandingkan dengan platform lain, tingkat aktivitas di TikTok sangat tinggi. Sekitar 34 persen dari semua pengguna menerbitkan setidaknya satu video per hari.
Mirip dengan platform media sosial lainnya, pertumbuhan audiens/follower hanya bisa dicapai dengan memposting secara konsisten. Itulah yang dipahami oleh sepertiga pengguna TikTok dan mereka mempraktikkannya.
6. Algoritma yang Cerdas
TikTok memberi penggunanya jangkauan organik yang luar biasa. Sekalipun kita tidak memiliki pengikut, postingan kita bisa menjadi viral dan ditonton jutaan pemirsa.
Rahasianya terletak pada algoritma TikTok yang sangat tajam dan memberikan apa yang ingin dilihat orang. Jika pengguna menyukai konten kita, ini akan mengalami pertumbuhan yang kuat dalam waktu singkat.
Karena pertumbuhan yang stabil ini, pembuat konten termotivasi untuk membuat lebih banyak dan lebih banyak lagi.
7. Tidak Palsu Seperti Instagram
Banyak yang menganggap Instagram adalah media sosial tempat penggunanya memamerkan kepalsua. Â Ingin naik kelas sosial, pengguna Instagram memposting ketidakjujuran, yang berkebalikan dengan kehidupan nyata mereka.
TikTok adalah antitesis dari Instagram. Postingannya lebih nyata. Pengguna TikTok lebih menginginkan kejujuran daripada estetika semu yang dipaksakan. Di TikTok, anak muda merasa nyaman memamerkan diri mereka sendiri, bebas dari hambatan sosial.
Mayoritas influencer TikTok yang paling menonjol adalah remaja yang telah membuat takjub jutaan orang dari kenyamanan mimpi di kamar tidur mereka. Saat menjelajah TikTok, kita merasa seolah-olah berada di sekitar orang biasa. Bukan orang yang ingin pamer.
8. Bukan Sekedar Aplikasi Lip-sync
Sebagian besar konten di TikTok didominasi oleh musik. Dengan format video pendek, wajar apabila kemudian banyak yang menganggap TikTok tak lebih dari sekedar aplikasi lip-sync, di mana pengguna hanya menyinkronkan bibir untuk menyanyikan potongan lagu-lagu tertentu.
Anggapan yang tidak sepenuhnya salah. Karena pada dasarnya, TikTok adalah gabungan dari aplikasi itu sendiri dengan aplikasi musical.ly.
Pada akhir 2017, Bytedance (raksasa teknologi di belakang TikTok) mengakuisisi musical.ly dengan harga lebih dari satu miliar dolar AS. Setelah akuisisi ini, Bytedance menggabungkan kedua aplikasi dan mengintegrasikan fitur musical.ly ke dalam aplikasi TikTok.
Namun, TikTok lebih dari sekedar aplikasi lip-sync. TikTok menawarkan kepada penggunanya beragam pilihan suara dan potongan lagu untuk dipilih. Plus, mereka dapat menambahkan efek dan filter khusus dengan mudah.
Dengan ragam fitur seperti ini, pengguna TikTok bisa membuat berbagai video pendek, tidak hanya sekedar menyanyikan lagu saja. Misalnya, akun pengembangan bisnis atau pribadi yang berbagi kiat yang tepat dan dapat ditindaklanjuti (karena videonya hanya berdurasi maksimal 60 detik).
9. Jangkauan Global dengan Konten Lokal
Mengapa Bowo Alpenliebe bisa secepat itu terkenal lewat TikTok?
Jika media sosial lainnya fokus untuk konten yang bisa dipahami secara global, TikTok sebaliknya. Faktor kunci untuk kenaikan dan popularitasnya adalah konten lokal.
Melalui kontes, tantangan, dan hashtag lokal, aplikasi ini berfokus pada tren lokal, yang disukai pengguna. Ini yang membuat pembuat konten seperti Bowo bisa terkenal di kalangan anak-anak muda Indonesia.
Di TikTok, pengguna sering menelusuri apa yang disebut For You Page. Jika kalian terbiasa dengan Instagram, kalian akan tahu Halaman Jelajahi. Itulah gunanya For You Page untuk TikTok.
Perbedaannya adalah, pengguna TikTok menghabiskan lebih banyak waktu di Halaman For You ini daripada rata-rata pengguna Instagram menghabiskan waktunya di Halaman Jelajahi.
Ini berarti bahwa pengguna TikTok tidak hanya mengonsumsi konten orang yang mereka kenal dan ikuti, tetapi mereka menelusuri video yang disarankan melalui algoritma TikTok (yang sangat cerdas).
10. Pembuatan Konten yang Lebih Mudah
Di Instagram yang dipenuhi estetika, pembuat konten membutuhkan fotografi, pengeditan, dan kadang-kadang keterampilan fesyen yang hebat untuk menghasilkan gambar yang luar biasa untuk diunggah. Kadang-kadang mereka harus menggunakan aplikasi tambahan, di luar aplikasi utama.
TikTok menyederhanakan pembuatan konten ke level berikutnya. Siapa pun tanpa pengetahuan sebelumnya dalam mengedit video dapat menghasilkan konten yang sangat menarik tanpa menggunakan aplikasi atau program tambahan.
Dengan format video pendek, produksi dan konsumsi konten yang terjadi dengan cepat, TikTok membuat penggunanya menjadi kecanduan karena mereka ingin memeriksa konten-konten baru, dan memeriksa perkembangan konten mereka sendiri.
Intinya, TikTok tidak lagi aplikasi kacangan. Dengan pertumbuhan secepat api yang menyala dalam sekam, TikTok mulai dipandang sebagai platform media sosial yang potensial untuk bisnis.
Banyak brand ternama yang mulai memanfaatkan TikTok untuk meningkatkan brand awareness mereka. Tidak hanya melalui konten yang mereka buat, juga melalui influencer TikTok yang menurut prediksi bakal melebihi eksistensi influencer Instagram.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H