Beberapa waktu lalu, saya diajak teman menghadiri sebuah seminar motivasi bisnis. Temanya tentang "Bagaimana Merencanakan Bisnis di Masa Pensiun".
Tema yang menarik, dan jarang sekali ada seminar bisnis mengambil tema seperti ini. Kebanyakan seminar bisnis ditujukan untuk audiens yang lebih muda, dengan tema yang hampir sama. Seperti "Bagaimana Menjadi Enterpreneur Sejak Dini", atau yang semacam itu.
Singkat kata, dengan bersemangat si motivator ini menceritakan kisah Kolonel Harland Sanders, pendiri KFC (Kentucky Fried Chicken). Kata sang motivator, pelajaran yang bisa diambil dari kisah Kolonel Sanders adalah: "Jangan Takut Memulai Bisnis di Usia Tua".
"Investasikan pesangon atau uang pensiun untuk sesuatu yang menghasilkan. Bikin bisnis ini, bisnis itu. Jangan takut. Kolonel Harland Sanders aja mampu membangun bisnisnya di usia tua.... Kita pun bisa..!!!"
Demikian ucapan lantang motivator itu memberikan dorongan agar para calon pensiunan itu berbisnis. Peserta seminar lantas bertepuk tangan dengan meriah. Saya lihat banyak kepala mengangguk-angguk, seolah dalam benaknya sudah terbayang bisnis apa yang kelak akan dijalaninya.
Dengan modal apa? Tentu saja dengan modal uang pensiunan yang lumayan besar.
Dan ketika masa itu tiba, para pensiunan ini mencoba meniru jejak Kolonel Sanders. Hanya bermodal uang pensiunan, tanpa kompetensi berbisnis, dan tanpa mentalitas tangguh yang tak mudah rapuh, mereka pun memulai bisnisnya.
Tantangan dan kompetisi menjalankan bisnis yang luar biasa, akhirnya perlahan namun pasti menggerogoti modal mereka. Hingga akhirnya bisnisnya tutup dan meninggalkan label pensiunan saja yang harus menghadapi hidup tanpa memegang sisa uang pensiunannya.
Di mana letak kesalahannya? Bukankah mereka sudah termotivasi dengan begitu hebatnya oleh cerita kesuksesan Kolonel Sanders? Tapi kok masih tetap gagal juga?
Tidak ada yang salah dengan langkah para pensiunan ini. Mereka termotivasi untuk mengikuti jejak Kolonel Sanders yang sukses mendirikan KFC Empire di usia yang sudah senja.Â
Sayangnya, saat mereka mengikuti seminar motivasi bisnis, sang motivator lupa menceritakan satu hal pada mereka: kegagalan.