Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bagaimana Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek yang Benar?

25 Januari 2020   09:23 Diperbarui: 25 Januari 2020   12:02 3862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Imlek di China dan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2020| Sumber foto: Unsplash.com/@alanaharris

Di Bali dulu, saya punya klien pengusaha Tionghoa. Setiap Tahun Baru Imlek, saya selalu dikirimi Kue Bulan plus di dalamnya terselip amplop kecil berwarna merah.

Saat ada kesempatan berkunjung ke rumahnya, saya berterima kasih, sekaligus mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek.

"Gong Xi Fa Cai pak Benny. Semoga sukses selalu di Tahun Baru ini. Terima kasih kiriman kue Bulannya."

Sambil tersenyum ramah, pak Benny menjawab, "Sama-sama pak Himam."

Setelah berbasa-basi, saya lalu bertanya mengenai satu hal yang selama itu menggelitik pikiran.

"Pak Benny, yang benar itu Gong Xi Fat Choy atau Gong Xi Fa Cai? Saya lihat beberapa karangan bunga ucapan Tahun Baru Imlek kok berbeda."

"Sama saja pak Himam. Itu cuma masalah dialek saja."

Sambil menikmati hidangan yang disuguhkan, saya lalu menyimak penjelasan pak Benny tentang budaya dan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek.

Sekilas Dialek Bahasa Mandarin

Dalam budaya Tiongkok, ada banyak variasi ucapan Selamat Tahun Baru Imlek. Yang paling dasar dan sederhana tentu saja "Selamat Tahun Baru", atau dalam bahasa Mandarinnya "Xin Nian Kuai Le".

Bahasa Mandarin juga mengandung banyak dialek. Seperti Kanton, Shanghai dan Beijing. Dialek-dialek itu tidak termasuk sekitar 55 bahasa lokal etnis minoritas Tionghoa.

Setiap dialek memiliki ciri pengucapan yang berbeda, hingga orang China bagian utara jarang bisa saling memahami dengan orang China bagian selatan meskipun bahasa tertulis mereka sama.

Saking banyaknya dan perbedaannya dialek Bahasa Mandarin di China, seorang sarjana Eropa mengatakan seandainya setiap daerah dialek itu memisahkan diri, daratan China akan punya negara lebih banyak daripada benua Eropa!

Sekalipun terdapat banyak dialek, pengucapan Bahasa Mandarin yang paling banyak digunakan adalah Bahasa Mandarin dasar dan Bahasa Mandarin Kanton. 

Bahasa/dialek Kanton lebih sulit dipelajari orang asing karena mengandung 9 nada, sementara Bahasa Mandarin dasar hanya punya 4 nada.

Apa sih Nada Bahasa Mandarin itu?

Setiap suku kata dalam Bahasa Mandarin terdiri dari vokal, konsonan, dan nada. Nada-Nada Dalam Bahasa Mandarin bertujuan untuk membedakan makna kata saat berbicara.

Sebuah kata dalam Bahasa Mandarin bisa saja memiliki susunan huruf (baik vokal maupun konsonan, yang disebut pinyin) yang sama, namun jika nadanya berbeda, maka arti atau makna yang terkandung dalam setiap suku kata tersebut pasti berbeda. 

Jadi intinya, nada dalam Bahasa Mandarin itu membedakan makna atau arti.

Mirip dengan fungsi harakat dalam Bahasa Arab. Sekalipun sebuah kata/suku kata dibentuk dari huruf yang sama, tapi artinya bisa berbeda jika harakat yang ditempelkan berbeda pula.

Variasi Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek 2020 (sumber gambar: retailasia.com)
Tahun Baru Imlek 2020 (sumber gambar: retailasia.com)
Saat perayaan Tahun Baru Imlek, warga di wilayah yang berbahasa Kanton lebih suka mengucapkan "Kung Hei Fat Choi" sebagai ganti ucapan "Selamat Tahun Baru". 

Maknanya adalah berkah bagi kekayaan dan kemakmuran. Ungkapan ini juga digunakan di daerah lain yang menggunakan Bahasa Mandarin dasar, dengan pengucapan "Gong Xi Fa Cai."

Selain ucapan tersebut, beberapa variasi yang lebih puitis dari sekadar mengucapkan Selamat Tahun Baru adalah "Gong he xin xi, xin chun zhi xi" yang arti harfiahnya "Selamat dengan hormat pada Tahun Baru, untuk merekam kebahagiaan dari musim semi yang baru."

Tindakan menyapa dan memberkati selama Tahun Baru Imlek disebut (bi nin), yang secara harfiah berarti mengunjungi Tahun Baru. Dalam budaya Tiongkok, ucapan seperti ini didasarkan pada filosofi Konfusius. 

Filosofi ini menekankan perilaku, kesopanan dan rasa hormat pada orang yang lebih tua atau memiliki status dan pangkat yang lebih tinggi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun