Dewan Pengawas (Dewas) TVRI memang hebat. Mereka sangat paham tren hiburan di tahun 2020, sekaligus cara menjaga jati diri bangsa ini.
Tahu nggak seperti apa tren hiburan di tahun 2020? Jawabannya adalah daur ulang atau nostalgia.
Iya, perhatikan aja film-film box office di bioskop-bioskop. Sebagian besar adalah film yang didaur ulang, sekaligus mengajak penontonnya untuk bernostalgia.
Sebut saja Jumanji, Charlie's Angel, hingga yang terbaru adalah Bad Boys. Begitu pula dengan fenomena film Gundala yang dianggap menjadi ikon di tengah krisis pahlawan asli Indonesia, justru diadaptasi dari komik tahun 1969.
Benar kan? Ini semua karena kita yang semakin sering rindu masa lalu, laksana anomali di tengah majunya zaman. Karena itu, jangan heran apabila film Dilan yang mengambil setting tahun 90'an laris manis karena faktor kerinduan dan nostalgia tersebut.
Tren nostalgia ini hadir karena mayoritas konsumen dan produsen film berada di tataran usia yang sama. Selain itu, produsen juga pintar memanfaatkan sisi keingintahuan konsumen yang seolah mencari jawaban atas pertanyaan, "Kira-kira apa yang berbeda dari versi baru ini?"
Lalu, apa hubungannya dengan menjaga jati diri bangsa?
Seno Gumira Ajidarma dalam Pidato Kebudayaan 2019 mengatakan,
"Semakin sesuatu melesat maju, semakin jauh ia dari esensinya. Ujung dari semua kemajuan ini tak lain adalah kembali ke esensi. Kembali ke jati diri."
Sudah pernah melihat film Coco? Meksiko banget kan? Lalu ada karakter Mulan yang identik dengan jati diri bangsa Cina bakal dihidupkan kembali.