Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Ini Sebabnya Asisten Virtual Cenderung Feminin

21 Januari 2020   11:40 Diperbarui: 22 Januari 2020   13:59 1329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasil percakapan dengan Google Assistant (dokpri)

Jawabannya adalah "Cortana is your digital agent. She'll help you get things done." Cortana juga dapat beresonansi sebagai feminin karena persona yang diadopsinya; namanya didasarkan pada karakter AI yang sepenuhnya berwujud manusia dalam seri game Halo, sebuah karakter yang hiper-feminin dengan daya tarik seksual.

Bagaimana dengan Alexa? Amazon juga sering merujuk "Alexa" dengan personifikasi wanita dengan menggunakan kata "she" dan "her". Seperti ketika memperkenalkan fitur berbisik: "whisper mode allows you to whisper to Alexa, and she'll whisper her response back to you."

Tak hanya keempat DVA terkemuka ini yang menggunakan isyarat kuat personifikasi wanita, praktis hampir semua asisten digital yang diciptakan saat ini memiliki kecenderungan yang sama.

Suara Perempuan Identik dengan Peran Asisten/Sekretaris

Dalam teori Nass & Brave (2004), ada stereotip gender yang signifikan yang mempengaruhi preferensi manusia. Suara perempuan cenderung kurang diperhatikan dan dianggap kurang serius daripada suara laki-laki. 

Dalam kasus DVA, suara feminin diberikan dengan tujuan utama untuk memberikan bantuan melalui informasi (dasar), bermain musik hingga mengingatkan jadwal pengguna. Pokoknya  semua tugas yang terkesan tidak penting.

Kepribadian yang ditanam pada DVA adalah kepatuhan, orientasi layanan, dan keramahan. Semuanya berkisar pada atribut dengan peran asisten (atau sekretaris, yang merupakan fungsi utama DVA). Atribut ini secara historis selalu dikaitkan dengan perempuan.

Meskipun begitu, pengembang DVA juga memperhatikan kearifan budaya lokal. Di Inggris misalnya, Siri secara default memiliki kepribadian pria. 

Ini mungkin disebabkan oleh peran dari kepala pelayan laki-laki dalam budaya Anglo Saxon, sehingga suara laki-laki lebih diselaraskan dengan DVA mengingat orientasi tugasnya. 

Sementara di Jerman, agen digital dengan suara wanita yang digunakan dalam mobil BMW ditolak karena pengguna (sebagian besar pria) kurang percaya diri dalam menerima petunjuk arah mengemudi dari seorang wanita. 

Karena itulah suara Siri dalam iPhone yang dijual di Jerman secara default adalah laki-laki. Dalam perkembangannya, Apple menambahkan fitur pengendali suara sehingga pengguna bisa mengganti suara Siri dari laki-laki ke perempuan, begitu pula sebaliknya.

Lalu, mengapa agen/asisten digital diprogram dengan karakteristik sosial manusia yang cenderung feminin?

Di dunia fiksi, aspek kepribadian dari Kecerdasan Buatan lebih dulu diasosiasikan pada personifikasi maskulin. Sebut saja karakter KITT dari Knight Rider, sebagian besar karakter Transformers, karakter Data dari Star Trek, hingga robot C3PO dan R2D2 dari Star Wars. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun