Mana yang benar, entahlah. Yang jelas, segala macam prakiraan cuaca yang dirilis BMKG sepertinya tidak berlaku untuk kota Surabaya.
Karena itu, ketika banyak netizen yang membandingkan penanganan banjir di Surabaya dengan Jakarta saya jadi tertawa sendiri. Ibarat membandingkan buah apel dengan kepundung, sama sekali tidak nyambung.
Banyak netizen yang bilang Bu Risma berhasil mengendalikan banjir di Surabaya. Tapi mereka tidak melihat berapa banyak intensitas dan curah hujan yang mengguyur kota ini. Saya membayangkan, seandainya Surabaya diguyur hujan deras seharian, kemudian ditambah ada kiriman air dari Sidoarjo atau Gresik, nasib kota Surabaya akan sama dengan Jakarta.
Jadi, berhentilah membandingkan banjir di Surabaya dengan banjir di Jakarta. Tidak ada gunanya. Yang lebih penting adalah bagaimana kesadaran kita pribadi sebagai warga untuk ikut berperan serta dalam meminimalisir risiko terjadinya banjir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H