"Sekarang kan tanggal tua Mam. Kamu sendiri kemarin juga ngeluh belum dapat kiriman. Mumpung bulan ini lagi banyak kondangan, gak ada salahnya kita datang, memberi selamat lalu ikut makan-makan," kata Tommy ikut menjelaskan.
"Masalahnya Tom, kalau ke kondangan, kita juga harus nyiapin amplop. Lha kita semua kan lagi bokek. Masak kita datang dengan tangan kosong?"
"Lik, kasih Himam amplopnya," kata Tommy menoleh ke Ulik sambil nyengir lebar.
Ulik lalu merogoh tas, dan mengeluarkan segepok amplop kecil yang masih baru.
"Nih, kamu butuh berapa amplop?" kata Ulik diiringi tawa Tommy.
"Isinya?" kataku tak percaya Ulik dan Tommy sudah menyiapkan semuanya.
Ulik mengambil satu amplop, lalu mengeluarkan isinya yang ternyata berisi selembar kertas kecil yang terlipat rapi. Dibukanya kertas kecil tersebut dan kulihat ada tulisan
"Terima Kasih dan Semoga menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah wa Rahmah"
"Sialan kalian semua," kataku mau tak mau tertawa lebar. Tommy dan Ulik ikut tertawa.
"Jadi, mau ikut gak?" tanya Ulik memasukkan kembali amplop berisi ucapan terima kasih itu.
Mendengar penjelasan Ulik dan Tommy, aku merasa tertarik dan ingin ikut dalam rencana "gila" tersebut. Rasanya seperti mencoba uji nyali. Namun, rasa malu masih menyelimuti akalku.