Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengatakan sudah menutup lebih dari 1000 situs layanan streaming film bajakan sepanjang 2019. Salah satu situs yang terkena blokir Kominfo adalah situs streaming film bajakan populer, Indoxxi atau dikenal juga dengan sebutan Layar Kaca 21 (lk21).
Menyusul pemblokiran tersebut, pada laman situs Indoxxi tercantum pengumuman bahwa mereka akan tutup per tanggal 1 Januari 2020.
"Sangat berat tapi harus dilakukan, terima kasih kepada seluruh penonton setia kami, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2020 kami akan menghentikan penayangan film di website ini demi mendukung dan memajukan industri kreatif tanah air," tulis pihak Indoxxi, dikutip Selasa 24 Desember 2019.
Selama ini, Indoxxi dan Kominfo selalu bermain kucing-kucingan. Ketika Kominfo memberlakukan Internet Positif untuk laman yang mengandung pornografi, streaming film ilegal dan konten negatif lain, Indoxxi selalu bisa menghindar. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan beberapa domain sekaligus yang kemudian dialihkan jalurnya ke domain induk.
Streaming Film Bajakan Ditutup Demi Perlindungan Hak Cipta Industri Kreatif
Namun, berkat kerjasama Kominfo dengan asosiasi Video Coalition of Indonesia (VCI), banyak laman milik Indoxxi atau yang terafiliasi dengannya berhasil diblokir. Anggota dari VCI ini termasuk Coalition Againts Piracy atau CAP dari Asosiasi Industri Video Asia (AVIA), APFI, APROFI, GPBSI, Grup Emtek, Grup MNC, Grup VIVA, Telkom Indonesia, Grup Cinema 21, CGV, Cinemaxx, HOOQ, iflix, Viu, Rewind, SuperSoccerTV, dan Catchplay.
Untuk sementara, pemberantasan layanan streaming film bajakan memang hanya sebatas pemblokiran di internet. Namun, ke depan Kominfo berjanji akan menggunakan metode lain yang lebih efektif lagi, serta menimbulkan efek jera bagi para pelaku pembajakan.
"Nanti, kerja sama dengan aparat penegak hukum juga. Ada pula Direktorat Jenderal HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) Kemenkumham. Karena ini berkaitan dengan perlindungan hak cipta orang lain," ujar Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan.
Bagi pelaku industri kreatif bidang perfilman, langkah Kominfo memblokir situs streaming film ilegal sangat melegakan mereka. Selain demi perlindungan hak cipta, kebijakan pemberantasan ini juga berpeluang meningkatkan pendapatan industri perfilman tanah air.
Studi yang dilakukan oleh Coalition Against Piracy (CAP), mengungkapkan dua pertiga atau 63 persen dari konsumen Indonesia telah mengakses situs web streaming bajakan atau situs torrent.
Selain itu penelitian ini juga menemukan 29 persen konsumen menggunakan TV box yang dapat digunakan untuk melakukan streaming konten televisi dan video bajakan.
Keberanian Kominfo menutup ribuan situs streaming film bajakan patut dihargai. Setidaknya dari sisi perlindungan hak cipta dan hak atas kekayaan intelektual. Jika sepanjang 2019 Kominfo sudah menutup ribuan laman streaming film ilegal, bagaimana dengan situs-situs pornografi?
Forum Pornografi Terbesar Masih Tetap Eksis
Sepanjang pengamatan saya, ada satu situs pornografi yang hingga saat ini masih lolos dari intaian Kominfo. Situs ini berbasis vBulletin yang membentuk sebuah forum.
Bagi para pemburu konten pornografi, forum ini adalah legenda. Hampir semua video-video pornografi yang viral penyebarannya berawal dari sini. Atau jika ada berita tentang heboh video porno, pengguna internet selalu mencari forum ini sebagai rujukan utama.
Forum Semprot, atau kadang disebut dengan nama sandi Kamar 46 ini boleh dibilang forum pornografi terbesar di jagad dunia maya Indonesia. Di forum ini, anggota bisa saling berbagi gambar dan video porno. Biasanya mereka menggunakan ruang penyimpanan awan dari luar negeri, seperti fembed atau droppk. Kemudian, mereka tinggal memberi tautan pada trit (sebutan untuk thread atau topik baru yang dibuat) dan anggota lain bisa mengunduhnya.
 Tak hanya berbagi gambar dan video porno, sisi lain yang berbahaya dari situs ini adalah indikasi human trafficking pekerja seks komersial. Di sebuah sub forum khusus, sering ada anggota yang berperan sebagai mucikari. Mereka menawarkan wanita-wanita (sebagian besar remaja/mahasiswi) yang butuh uang pada lelaki hidung belang anggota forum ini.Â
Selain itu, banyak perilaku seksual menyimpang yang kerap dipertontonkan. Seperti saling bertukar pasangan, atau permintaan untuk pasangan seksual tambahan. Lebih dari itu, yang paling mengkhawatirkan adalah penyebaran foto-foto pribadi dari setiap wanita/gadis remaja yang berhasil didekati dan dirayu para anggota forum.
Menunggu Keberanian Kominfo dan Kinerja Mesin Ais
Di saat banyak situs atau blog dengan konten pornografi berhasil diblokir Kominfo, Forum Semprot masih tetap eksis. Padahal "konon", Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) memiliki mesin pendeteksi hoaks canggih yang diberi nama Mesin Ais (diambil dari kata "PengAis konten).
Mesin senilai Rp 211 miliar itu digunakan Kominfo dalam memerangi konten negatif di internet. Ais akan beraksi menghadapi hoax, ujaran kebencian, pornografi, terorisme, radikalisme, hingga perjudian.
Selain Mesin Ais, Kominfo juga kabarnya memiliki Cyber Drone 9. Ini bukan sejenis pesawat tanpa awak (drone). Cyber Drone 9 adalah sistem baru milik Kementrian Komunikasi dan Informatika sebagai pengganti sistem pemblokiran konten negatif yang telah ada sebelumnya yakni Trust+ yang secara de facto sudah di bubarkan.
Namun, keberadaan Mesin Ais dan atau Cyber Drone 9 ternyata tidak mampu menghadapi situs ecek-ecek dan esek-esek semacam Forum Semprot. Karena itu harap dimaklumi apabila saya menggunakan kata 'konon' dan 'kabarnya' untuk memberi penjelasan bahwa mesin dan sistem pemblokiran senilai ratusan milyar rupiah ini ternyata tidak canggih-canggih amat.
Keberadaan situs streaming film bajakan memang membahayakan industri kreatif tanah air. Namun, situs-situs dan forum pornografi seperti Forum Semprot tidak kalah membahayakan. Keberadaan mereka sangat berbahaya bagi moral generasi bangsa.
Jika Kominfo sudah berani bertindak menutup layanan streaming film ilegal, patut kita tunggu keberanian Kominfo untuk menutup Forum Semprot. Jika dalam beberapa waktu ke depan forum ini masih eksis, percuma saja Kominfo punya mesin yang diklaim menggunakan Kecerdasan Buatan sangat canggih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI