Namun, sebelum mengucapkan selamat, setiap muslim juga harus mengingat bahwa Al Quran menegaskan Isa Almasih adalah hamba Allah:
Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi (Q.S Maryam: 30).
Selain dijadikan Nabi, Isa Almasih juga diperintahkan shalat, zakat, mengabdi kepada ibu, tidak bersikap congkak, dan tidak pula celaka (Q.S Maryam :30-32). Ajaran Isa Almasih ini kemudian ditutup dengan ucapannya dengan berkata kepada umatnya:
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus (Q.S Maryam: 36).
Karena itu, berdasarkan ayat-ayat dalam Surah Maryam tersebut, sesungguhnya tidak ada keraguan sedikit pun di hati seorang muslim untuk mengucapkan selamat (salam sejahtera) atas kelahiran Isa Almasih.
Ucapan selamat ini pun tidak hanya meluncur dari bibir saat menjelang perayaan Natal milik umat Nasrani saja, melainkan setiap kali umat Islam membaca Al Quran hingga sampai pada Surah Maryam yang di dalamnya terkandung ayat ucapan selamat tersebut.
Ucapan "Selamat Natal" ala Al Quran hakekatnya juga tidak diucapkan hanya untuk menunjukkan sikap toleransi kepada umat Nasrani. Karena toleransi tidak dimaknai secara dangkal dengan sekedar ikut mengucapkan selamat pada setiap hari raya/peringatan keagamaan.
Lebih jauh, toleransi itu berarti menuntut setiap pihak bersikap hormat atas perbedaan, berdasarkan prinsip bahwa semua memiliki peluang yang setara untuk mengekspresikan diri dan berkiprah sesuai dengan keyakinannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI