Dari 13 komponen RPP, Mas Nadiem hanya menyisakan 3 komponen inti yang wajib dilaksanakan, yakni: Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah (Kegiatan) Pembelajaran, dan Penilaian Pembelajaran (Assessment). Selebihnya, setiap sekolah dan individu guru bebas untuk mengembangkan format RPP secara mandiri untuk keberhasilan belajar murid.
Namun ada persoalan pokok yang dilupakan Mas Nadiem, yakni kualitas dan kompetensi guru itu sendiri. Karena setiap sekolah maupun individu guru diberi kebebasan untuk mengembangkan format RPP, maka kualitas dan output pendidikan yang diperoleh siswa juga tergantung dari kualitas guru-guru serta sekolah mereka masing-masing.
Bagi siswa yang sekolah dan gurunya punya kompetensi mumpuni, kualitas pengajaran yang mereka terima sudah tentu berbeda dengan siswa yang sekolah dan guru-gurunya hanya memiliki standar kompetensi sedang-sedang saja. Kemudian jika nanti Ujian Nasional resmi dihapus, hal ini akan menjadi preseden buruk karena kualitas pendidikan kita tidak akan bisa merata.
Dalam hal pendidikan, banyak pihak yang ingin kita bisa mencontoh sistem pendidikan Finlandia. Begitu pula dengan rencana penghapusan Ujian Nasional, mereka yang setuju selalu merujuk pada sekolah-sekolah di Finlandia yang tidak menyelenggarakan ujian mata pelajaran apapun.
Benarkah demikian?
Memang benar. Tapi sistem pendidikan di Finlandia bisa begitu bagus karena didukung dengan kualitas tenaga pendidik yang bagus pula.
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa reformasi pendidikan di Finlandia dimulai sejak tahun 1970-an dan hasilnya baru bisa terlihat pada 2001 ketika OEDC (Organization for Economic Cooperation dan Development) memublikasikan hasil studi internasional pertamanya tentang tes PISA (Programme for International Student Assessment). Di luar dugaan, Finlandia mengungguli 31 negara OECD lainnya. Bisa kita lihat berapa lama waktu yang dibutuhkan pemerintah Finlandia untuk bisa mereformasi sistem pendidikan mereka.
5 Kunci Sukses Sistem Pendidikan Finlandia
Dalam pengantarnya di buku Teach Like Finland (Walker, 2017), Pasi Sahlberg mengungkapkan ada 5 kunci sukses mengapa sistem pendidikan Finlandia dianggap sebagai yang terbaik di dunia.
Pertama, kurikulum di sekolah Finlandia memberi porsi yang sama rata untuk semua mata pelajaran. Dengan demikian para siswa punya kesempatan untuk mengolah berbagai aspek kepribadian dan bakat mereka.
Mayoritas siswa di Finlandia belajar dalam kelas yang secara sosial bercampur tanpa melihat atau memisahkan kemampuan atau status sosial ekonomi.Â
Semangat inklusivitas ini akhirnya membentuk pola pikir bagi guru dan orangtua siswa bahwa setiap orang dapat belajar apapun yang diinginkan selama ada dukungan yang layak dan cukup. Sebagai hasilnya, fokus terhadap kesejahteraan, kesehatan dan kebahagiaan siswa menjadi tujuan utama setiap sekolah di seluruh penjuru Finlandia.