Sebagai pelaku UMKM, saya menyadari pentingnya arti kepercayaan dari pelanggan. Di era industri 4.0, kepercayaan pelanggan adalah modal utama agar bisnis tetap bisa bertahan dan selalu berkembang.
Tiga tahun lalu, saya memulai usaha jualan kopi bubuk dengan merek Kopi Bromo dan Kopi Hijau Bromo. Sejak awal, saya langsung berjualan secara online dengan  menaruh produk di beberapa marketplace sekaligus.
Mengapa saya memilih berjualan secara online?
Banyak alasannya. Namun setidaknya saya menemukan 3 alasan utama mengapa usaha sekecil apapun harus go online:
1. Biaya Operasional Lebih Rendah
Dengan berjualan secara online, saya tidak perlu memiliki toko fisik sendiri. Saya juga tidak perlu membayar pegawai untuk operasional toko sehari-hari.
2. Biaya Pemasaran Fleksibel
Setiap usaha pasti membutuhkan pemasaran. Dengan go online, usaha saya tidak memerlukan biaya yang besar untuk promosi. Saya tak perlu mencetak banner, neonbox atau brosur untuk dibagikan.
3. Bisa Memulai Bisnis Dengan Cepat
Tak perlu waktu lama bagi saya untuk memulai usaha. Dengan modal akun media sosial dan marketplace, saya bisa langsung berjualan pada saat itu juga.
Di luar 3 alasan utama tersebut, membuat usaha kita terlibat secara online juga memungkinkan kita untuk meraih pasar yang potensial. Menurut survei dari Google-Deloitte Access Economy, UMKM yang go online dan menggunakan teknologi digital memiliki 4 keuntungan:
- Kenaikan pendapatan hingga 80%
- Satu setengah kali lebih mungkin untuk meningkatkan kesempatan kerja
- 17 kali lebih mungkin untuk inovatif
- Lebih kompetitif secara internasional
Kepercayaan Pelanggan Tergantung Distribusi Barang
Hasil survei tersebut memang benar adanya karena sejak saya online-kan, merek Kopi Bromo dan Kopi Hijau Bromo lebih dikenal dan bisa meraih omzet yang signifikan. Tak hanya itu, beberapa kali saya juga mendapat pesanan dari luar negeri, terutama dari Malaysia dan Jepang.
Namun, bisnis online bukannya tanpa risiko. Karena saya tak punya toko fisik, tentu saja pelanggan praktis tidak memiliki kesempatan untuk bertemu secara langsung. Memang, kadang-kadang ada pelanggan yang mengajak ketemuan saat membeli, atau Cash on Delivery (COD). Â Tapi itu juga terbatas pada pelanggan di dalam kota saja. Selebihnya, saya bergantung pada jasa pengiriman.
Di sinilah titik kritis kepercayaan pelanggan itu berada. Selain karena faktor kualitas produk, kepercayaan pelanggan juga tergantung pada faktor distribusi atau pengiriman barang. Jika distribusi produk kita kacau, imej atau reputasi usaha kita pun ikut kacau. Kepercayaan pelanggan terhadap layanan yang kita berikan bisa jatuh di titik terendah. Sebagaimana yang dikatakan Bernard Arnault, CEO Louis Vuitton yang menjadi orang terkaya kedua di dunia.
"If you control your distribution, you control your image."
Smart Logistic di Era Industri 4.0
Peran distribusi atau logistik di era industri 4.0 sangat penting. Ekonomi digital memang telah mengubah hampir segalanya tentang bagaimana orang membeli barang. Dari infrastruktur perdagangan hingga sistem pembayaran yang menjadi psikologi preferensi dan harapan konsumen. Tetapi yang tidak berubah adalah fakta abadi bahwa masih barang fisik yang dibeli orang.
Agar ekonomi digital berfungsi dengan baik, barang fisik yang dibeli tersebut masih perlu dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan disimpan dalam gudang sebelum dikirimkan. Sederhananya, dunia digital saat ini terlihat hanya meningkatkan kebutuhan logistik fisik.
Namun, karena dunia perdagangan itu sudah berubah menjadi serba digital, logistik fisik pun harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berubah ini. Kompleksitas ekonomi digital juga semakin meningkat. Karena itu, logistik dan distribusi barang fisik tidak dapat ditangani dengan praktik perencanaan dan kontrol yang biasa saja. Dengan revolusi industri keempat, logistik juga akan mengambil langkah selanjutnya menuju "Smart Logistic" (Logistik Cerdas), yang beradaptasi secara fleksibel dan cepat ke lingkungan yang bergejolak berdasarkan peningkatan ketersediaan teknologi dan informasi.
"Smart Logistic"Â adalah sistem logistik, yang dapat meningkatkan fleksibilitas, penyesuaian terhadap perubahan pasar dan akan membuat perusahaan lebih dekat dengan kebutuhan pelanggan. Hal ini akan memungkinkan perusahaan logistik untuk meningkatkan layanan pelanggan, optimalisasi produksi dan menurunkan harga penyimpanan dan produksi.
J&T Express bisa dibilang salah satu perusahaan logistik yang paling siap menyongsong paradigma baru sebagai Smart Logistic. Melalui pengembangan teknologi sebagai sistem dasar mereka, J&T bisa membuktikan diri sebagai perusahaan Smart Logistic yang menghasilkan nilai bagi pelanggan dengan memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk setiap pelanggan.
Fitur Unggulan J&T Express Sebagai Perusahaan "Smart Logistic"
Ada 2 fitur J&T Express yang menurut saya menghasilkan nilai lebih bagi pelanggan. Yang pertama adalah Real Time Tracking System.
Setiap pembeli tentu ingin mengetahui sejauh mana barang yang dibelinya sudah dikirim penjual. Melalui Real Time Tracking System, J&T memberikan kemudahan bagi pembeli dan juga penjual untuk melacak barang yang dikirimkan, tepat sampai pada waktunya tiba. Ini akan menambah tingkat kepercayaan pelanggan, karena mereka bisa mengetahui progres pengiriman barang itu sendiri.
Fitur unggulan yang kedua adalah Drop Off. Biasanya, kita harus memberi informasi data pengirim dan penerima saat mengirim barang di outlet jasa pengiriman. J&T mempermudah dan memangkas waktu pengisian informasi itu dengan teknologi digital mereka.
Dengan menggunakan aplikasi J&T Express, kita tidak perlu memberi informasi tersebut. Sebagai pengirim, kita hanya perlu memperlihatkan barcode yang ada di halaman order pada aplikasi.
Selain kedua fitur unggulan tersebut, J&T Express juga memberi kemudahan pada pelanggan untuk mengetahui lokasi Drop Poin terdekat. Melalui teknologi geolokasi yang terintegrasi dengan Google Maps, kita bisa tahu dimana outlet J&T Express atau titik pengiriman barang yang paling dekat dengan lokasi kita saat ini.
Di era industri 4.0, tugas perusahaan logistik harus lebih fleksibel dan cerdas untuk mengoptimalkan biaya, waktu, dan sumber daya dengan lebih baik. Hanya dengan cara ini, logistik juga dapat menghasilkan nilai bagi pelanggan di masa depan dengan menyediakan produk yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat dan dengan kuantitas dan kualitas yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H