Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Paksa Aku Menerima Ungkapan "Menulis Itu Mudah"

28 November 2019   13:26 Diperbarui: 28 November 2019   13:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari dulu aku tidak pernah percaya ungkapan "Menulis Itu Mudah". Bagiku itu bullshit banget.

Serius, logikanya di mana coba kalau menulis itu mudah? Berikan sejuta alasan dan akan kubantah dengan sejuta alasan pula yang tak kalah telaknya.

Kalau menulis itu diartikan:

  • Membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya).
  • Gaya seseorang membentuk huruf dan kata-kata dengan pena atau pensil di atas kertas yang dapat dikenali sebagai miliknya.
  • Tindakan atau seni membentuk huruf atau karakter yang terlihat.
  • Aktivitas atau keterampilan menandai kata-kata yang berhubungan di atas kertas.

Ya, anak TK atau SD juga bisa menulis dan karenanya akan kuterima ungkapan "Menulis itu Mudah."

Tapi bagaimana jika menulis itu berarti:

  • Melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan
  • Aktivitas menciptakan karya tulis, seperti cerita, puisi, atau artikel
  • Tindakan atau praktik menciptakan komposisi sastra

Nah, apakah kamu masih bilang menulis itu mudah?

Bagiku, menulis itu keterampilan khusus yang harus dipelajari dengan serius. Itu kalau kamu ingin bisa menulis dengan bagus. Jadi, jangan paksakan ungkapan "Menulis itu Mudah" menjadi nasihat untuk semua orang.

Tapi, menulis itu bisa menjadi mudah jika kamu melakukannya dengan rasa senang.

Gambarannya seperti ini:

Ketika anakku kubelikan sepeda baru, dia senang sekali. Dia lalu minta diajari naik sepeda. Setiap hari dia belajar mengayuh pedal. Setiap hari dia jatuh, jatuh dan terus jatuh dari sepedanya. Tapi karena dia senang, dia tidak menghiraukan rasa sakit yang dideritanya ketika terjatuh. Sampai akhirnya dia bisa naik sepeda sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun