Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasianival, Aku Pulang Membawa Sejuta Kenangan

24 November 2019   21:08 Diperbarui: 24 November 2019   21:09 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianival 2019 (dokpri)

"Halo, ini pasti Mas Himam ya. Saya Ferry mas, kenalkan," kata pria yang memperkenalkan diri Ferry W sambil menepuk pundak sewaktu aku baru masuk ke acara Kompasianival 2019.

"Halo mas Ferry, salam kenal...." belum sempat aku membalas lengkap perkenalan itu, sosok perempuan tiba-tiba menyeruak dan langsung menjabat tanganku dengan erat.

"Sebentar, aku tadi yang mengenalinya lebih dulu mas Fery, jadi aku yang semestinya pertama kali berkenalan. Halo Om, saya Leya Cattleya."

Inilah perjumpaan pertamaku dengan Leya Cattleya. Akrab dan hangat, seolah aku dan dia teman lama yang baru berjumpa kembali. Lihat saja bagaimana dia menyapaku "Om", padahal aku yakin dia sepantaran dengan kakakku yang sudah setengah abad usianya.

Setelah sekian lama hanya bisa bertukar komentar dan berbalas opini lewat tulisan di Kompasiana, aku akhirnya bisa bertemu dengan penulis favoritku. Aku pikir bukan diriku saja yang menjadikan Leya penulis favorit, aku yakin banyak Kompasianer lain yang juga mengaguminya.

Buktinya sudah tersaji di malam penghargaan Kompasiana Awards 2019 di One Belpark Mall, Sabtu malam (23/11). Nama Leya disebut tiga kali, dan naik panggung kehormatan tiga kali pula. Sebagai Best in Opinion, People Choice dan salah satu diantara 3 kompasianer peraih penghargaan The Headliner (135 Headline dalam satu tahun!).

Ok, aku sudahi pujianku pada Leya. Karena di Instagram dia sudah berteriak, "Pak Himam, tulisanmu sudah keterlaluan!".

Sekalipun aku sudah lama menulis di Kompasiana, tapi baru di Kompasianival 2019 Reunite ini aku bisa hadir. Bukan karena aku ikut terpilih jadi nomine. Sebelum pengumuman nominasi, aku sudah niatkan untuk hadir dan langsung memesan tiket kereta api pulang pergi.

Keinginanku untuk datang tak lain hanya ingin merasakan kehangatan suasananya. Bagaimana rasanya bila penulis bertemu dengan penulis lain yang belum pernah ia kenal dan jumpai sebelumnya? Seru atau malah canggung?

Yang aku rasakan adalah seperti kutub magnet yang ketika didekatkan maka ia langsung bergetar. Begitulah, menghadapi wajah-wajah yang belum pernah kulihat, aku seolah bisa merasakan bahwa dia penulis, khususnya Kompasianer!

Setelah berbincang seru dengan bu Leya dan mas Fery, dari jauh aku melihat sosok pria yang entah mengapa aku yakin beliau adalah pak Eddy Suprijatna. Aku pun beringsut mendekat, dan kuberanikan diri menyapa, "Selamat malam, Pak Eddy Suprijatna? Saya Himam."

Wajah beliau langsung tersenyum lebar, lalu menjabat erat tanganku.

"Masyaallah, ini pak Himam ya? Wah, apa kabar 'sufi' kita nih."

Terus terang, aku tak tahu mengapa pak Eddy menyebutku dengan 'sufi'. Memangnya aku punya potongan seperti Jalaludin Rumi?

"Apanya yang 'sufi'? Pak Eddy bisa aja bercandanya," tanyaku mencoba mencari tahu.

Namun, belum sempat aku mendapat jawaban yang jelas, obrolanku dengan pak Eddy diserobot orang.

"Aduh, aku lupa belum sungkem dengan pak Eddy. Apa kabar pak Eddy....".

Tanpa menoleh pun aku sudah tahu siapa pemilik suara ini. Leya datang bersama mas Fery W. Aku mengalah dan memberi kesempatan pada kedua pendatang baru ini untuk ngobrol dengan pak Eddy, aku lalu memutar pandangaku ke sudut lain.

Pria muda berkaos hitam dengan tulisan Rinjani itu tengah menatapku. Aku pun balas menatapnya. Lalu kami berdua tersenyum dan saling mendekat.

"Mas Ryo Kusumo?" kataku mengawali perkenalan.

"Ini pasti mas Himam," balasnya sambil menjabat erat tanganku.

Nah, benar kan kataku tadi. Kami, Kompasianer yang sedang berkumpul di Kompasianival 2019 Reunite itu seperti kumpulan besi yang dikelilingi medan magnet yang kuat. Saling tarik menarik satu sama lain. Seperti ada insting untuk saling mengenali.

Basa-basi sebentar, obrolan kami harus terhenti oleh interupsi.

"Ini siapa ya..." kata Leya yang entah sejak kapan sudah berada di sebelahku.

"Mas Ryo Kusumo, Bu Leya," jawabku mendahului.

"Wah, salam takzim mas Ryo. Eh, ayo foto-foto bersama. Mumpung sudah lengkap formasinya ya. Ada pak Eddy, dirimu sama mas Ryo ini," kata Leya mengajak kami berempat berfoto selfie.

"Kurang pak Felix Tani, nih," kataku mengingatkan.

"Iya ya. Gak mengapa lah. Kapan lagi bisa foto bareng sesama nomine satu kategori?"

Dan menggunakan smartphone Leya, wajah kami akhirnya bisa terekam abadi.

Ah, rasanya tak sempat aku ceritakan satu per satu detil pertemuan dengan banyak teman Kompasianer lainnya. Wajah-wajah yang sebelumnya hanya aku kenal di akun media sosial mereka, seperti mbak Yayat dan mas Agung Han, akhirnya bisa bertatap muka secara langsung.

Begitu pula dengan sosok-sosok yang mungkin belum pernah aku bayangkan bisa bertemu: Latifah Maurinta, mas Yonathan Christanto, Yose Revela, dan beberapa nama lain yang pernah kubaca profil dan tulisannya di Kompasiana.

Malam pun semakin beranjak, dan puncak acara Kompasiana Awards sudah datang menyapa. Aku yakin sudah banyak tulisan yang mengabarkan para pemenangnya, jadi tak perlu aku ulangi di sini.

Tidak ada sedikitpun rasa kecewa ketika bukan namaku yang disebut pembawa acara. Mereka yang memenangkan penghargaan memang sudah sangat layak menerimanya.

Jadi, ketika istriku mengirim pesan, "Gimana acaranya? Siapa yang menang?"

Kujawab, "Aku pulang membawa sejuta kenangan."

24 November 2019, di dalam Kereta Api Matarmaja.

***

Catatan: Beberapa bagian percakapan ada yang sengaja didramatisir, tapi semuanya didasarkan perbincangan asli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun