Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari cara Hart menulis profil 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia?
Brainstorming Saat Menulis Biografi atau Profil Tokoh
Dalam sebuah bio, kita bicara tentang apa yang kita tulis dan mengidentifikasi apa yang unik tentang orang tersebut, apa yang dia minati, apa keahliannya, dan untuk membangun kredibilitasnya.
Untuk membantu kita melakukan brainstorming dalam mengidentifikasinya, kita mungkin perlu menjawab beberapa pertanyaan seperti berikut ini:
- Apa saja minat orang tersebut?
- Apa yang kita ketahui tentang orang tersebut?
- Apa yang unik darinya?
- Apa yang ingin kita pelajari darinya?
- Apakah dia memiliki otoritas pribadi?
- Apa yang tidak kita ketahui tetapi ingin mengetahuinya?
- Apa yang tidak diketahui pembaca dari orang tersebut dan kita ingin memberi tahu mereka?
- Apa yang terbaik dan terburuk dari orang tersebut?
Setelah menjawab pertanyaan tersebut, baru lah kita bisa mulai menyusun kerangka tulisan dan memolesnya menjadi sebuah artikel biografi atau profil tokoh yang bisa terhindar dari jebakan glorifikasi.
Contohnya bisa seperti ini:
Lahir di Medan pada 1954, Johari Zein berasal dari keluarga pedagang Tionghoa. Semua keluarganya menganut agama Budha. Johari sendiri sejak kecil mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. Jiwa wirausahanya sudah terlihat sejak ia berusia 12 tahun saat keluarganya pindah ke Jakarta. Ketika itu, Johari yang masih duduk di bangku SMP sering menjual majalah ke teman-temannya. Naluri dagangnya ini berlanjut hingga ia masuk SMA.
Profil singkat ini memberi tahu pembaca tentang minat Johari Zein pada bisnis sejak dia kecil. Hal ini akan memberi kredibilitas pada tujuan akhir dari profil ini, yakni bagaimana Johari Zein bisa mendirikan perusahaan kurir JNE.
Sekarang, perhatikan cuplikan profil berikut:
Di antara sekian banyak toko dan tempat usaha milik orang Eropa, terselip satu toko kacamata. Toko itu adalah satu-satunya toko yang dimiliki pribumi, orang Garut asli.
Pemilik toko tersebut adalah Atjoem Kasoem, atau lebih dikenal dengan nama pendek A. Kasoem. Kalau melihat nama belakangnya, kita tentu ingat dengan toko kacamata Optik Lily Kasoem.
Profil ini ditulis secara spesifik berorientasi pada "pribumi" Â sehingga pada akhirnya pembaca akan tahu sosok A Kasoem sebagai pribumi yang menjadi pelopor toko kacamata di Indonesia.