Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jadilah Pasien yang Cerdas, Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

14 November 2019   11:09 Diperbarui: 15 November 2019   01:59 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah simposium antibiotik, Iwan Darmansjah yang pernah menjabat Ketua Panitia Penilai Obat Jadi pada Departemen Kesehatan RI ini meminta perhatian khusus pada penggunaan antibiotik jenis antimikroba, misalnya penisilin yang disuntikkan, dan tetrasiklin.

Antibiotik jenis itu, terbukti, merupakan penyebab timbulnya efek samping obat (ESO) dengan persentase paling tinggi.

Sementara dalam karya tulisnya yang berjudul Penggunaan Antibiotik Pada Anak, Iwan Darmansjah mengatakan, anak kecil, terutama bayi, membutuhkan pertumbuhan sehat tanpa antibiotik bila memang tidak ada kepastian infeksi kuman.

Di negara maju, obat untuk anak hanya sedikit digunakan karena anak sebenarnya merupakan mahluk yang jarang sakit, terutama bila diberi air susu ibu (ASI) yang cukup karena mengandung bahan-bahan imunitas tubuh secara alamiah.

Di Indonesia, peresepan antibiotik untuk penyakit virus masih marak (mungkin ~ 90%) dan hal ini menimbulkan terhambatnya pembentukan imunitas anak, (justru) memperpanjang lamanya penyakit dan membunuh bakteri yang baik dalam tubuh.

Kapan Seharusnya Kita Minum Antibiotik?

Antibiotik hanya boleh digunakan ketika terjadi infeksi bakteri dan tidak hilang dengan sendirinya.

Ambang batas yang lebih rendah untuk penggunaan antibiotik juga dapat digunakan jika orang tersebut jelas tidak sehat, atau bagi mereka yang memiliki penyakit serius lainnya atau sistem kekebalan yang lemah sehingga berisiko lebih besar mengalami komplikasi.

Penyakit virus tidak perlu diobati dengan antibiotik bila ditemukan tanpa komplikasi. Antibiotik, misalnya amoksisilin juga tidak tepat untuk dipakai rutin sebagai obat pencegah komplikasi karena komplikasi sangat jarang (mungkin ~ 2 - 3 %) terjadi dan bila terjadi-pun antibiotiknya harus yang terpilih khas dan khusus efektif untuk kuman yang akan menghinggapi, dan ini tidak bisa diramalkan.

Jadilah Pasien yang Cerdas dan Pintar Konsumsi Obat Antibiotik

Intinya adalah, jadilah pasien yang cerdas. Tubuh kita bukan bahan percobaan dan tong sampah obat-obatan. Jangan ragu untuk bertanya pada dokter terkait resep obat yang diberikan. Berikut beberapa tips untuk menghindari penyalahgunaan antibiotik:

  1. Jika dokter meresepkan obat, tanyakan apakah ada antibiotiknya dan apakah itu memang diperlukan untuk mengobati penyakit kita.
  2. Jika kita diberi resep antibiotik yang seharusnya dikonsumsi lebih dari dua minggu, patuhi jadwalnya! Jangan meminum semuanya lebih awal atau menghabiskan sebelum waktunya. Tetapi, juga jangan minum antibiotik melebihi batas waktu yang ditentukan dokter. Mengkonsumsi antibiotik dalam dosis parsial, atau hanya mengonsumsi antibiotik untuk sebagian dari aturan yang diberikan, memberi bakteri lebih banyak peluang untuk mengembangkan resistansi karena mereka hanya menerima paparan yang rendah terhadap obat.
  3. Jangan mengonsumsi antibiotik yang sudah lama, atau antibiotik yang diresepkan untuk orang lain! Antibiotik lama mungkin kurang manjur, sehingga memudahkan bakteri untuk bertahan hidup dan mendapatkan resistensi. Demikian pula, beberapa antibiotik mungkin efektif melawan satu jenis bakteri tetapi tidak pada kelompok lain; jangan minum antibiotik yang ditujukan untuk bakteri usus jika kita sedang berjuang melawan infeksi telinga!
  4. Pertimbangkan jenis infeksi dan jangan minum antibiotik untuk penyakit yang bukan bakteri. Antibiotik membunuh bakteri, tetapi mereka tidak melakukan apa pun terhadap virus. Jika kita masuk angin, yang disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan melakukan apa pun untuk mengobatinya dan itu malah akan memberikan peluang lain bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi.
  5. Jangan menekan dokter untuk meresepkan antibiotik yang tidak perlu. Antibiotik memang obat yang ampuh dan bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati untuk beberapa infeksi bakteri. Justru karena alasan inilah kita harus berhati-hati dengan penggunaannya, untuk mencegah timbulnya bakteri yang kebal antibiotik, atau "superbug".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun