Penyakit Jantung Bawaan adalah cacat struktural yang timbul dari pembentukan jantung dan pembuluh darah besar yang abnormal akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Â
Berdasarkan letak dan tingkat keparahannya, lebih dari 34 jenis PJB telah teridentifikasi dan kebanyakan menghambat aliran darah pada jantung dan pembuluh darah sekitarnya atau dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal dari atau ke jantung. Salah satu penyebab utama terjadinya Penyakit Jantung Bawaan adalah masalah malnutrisi pada masa 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran, yakni masa pembentukan janin hingga anak berusia dua tahun).
Tanda-tanda awal seorang anak menderita PJB bisa diketahui dari ritme nafasnya yang pendek atau nafas cepat, susah makan, keringat berlebihan saat makan, atau dari keadaan sianosis (kulit, bibir dan kuku berwarna kebiruan). Bila seorang anak terdeteksi menderita PJB, pola makan pada anak harus memerlukan tatalaksana nutrisi yang khusus.
"Anak dengan penyakit jantung bawaan memerlukan asupan nutrisi yang intensif dan makanan tinggi kalori untuk memberikan optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas hidup yang lebih pada anak. Hal tersebut meliputi pemantauan dengan melakukan diagnosis status gizi dan masalah nutrisi; menentukan kebutuhan kalori, protein, jumlah cairan; menentukan rute pemberian nutrisi; jenis makanan; serta monitoring keberhasilan.
Dengan pendekatan tersebut, anak dengan PJB diharapkan dapat terhindar dari kondisi serius seperti malnutrisi dan stunting yang dapat memperburuk kesehatannya.", ujar Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak Dr. Anik Puryanti, SpA(K).
Pola pemberian nutrisi pada anak dengan PJB tidak bisa disamakan dengan anak-anak yang terlahir normal. Anak-anak yang dilahirkan dengan kelainan jantung bawaan kesulitan makan karena mereka susah menghisap, menelan, cepat lelah saat makan.
Kondisi ini menyebabkan anak dengan PJB menerima asupan gizi yang tidak adekuat dan kesehatan yang tidak optimal. Pada akhirnya kesehatan mereka selalu tergantung pada bantuan medis di Rumah Sakit.
Untuk itulah para orangtua harus memahami pentingnya masalah nutrisi pada masa 1000 HPK agar anak-anak mereka bisa terlahir dengan kesehatan yang normal. Apabila pada anak-anak terdeteksi tanda-tanda PJB, orangtua juga harus sigap menyiapkan tatalaksana nutrisi yang khusus agar anak mereka bisa tetap terjaga asupan gizi tubuhnya dengan sempurna.
Melalui program Bicara Gizi ini, Danone Specialized Nutrition melalui Nutricia Sarihusada mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan memahami pentingnya nutrisi di masa-masa penting kehidupan.
Selain itu, program edukasi yang diselenggarakan Danone ini juga ingin mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kepedulian nutrisi bangsa.