Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Literasi tentang Hidrasi Sehat dan Air Minum bagi Masyarakat

1 Oktober 2019   09:13 Diperbarui: 1 Oktober 2019   10:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi palsu (hoaks) tentang kesehatan adalah hoaks yang paling berbahaya karena menyangkut urusan nyawa manusia. Mirisnya, justru hoaks kesehatan inilah yang paling banyak dan paling cepat menyebar di masyarakat.

Menurut survei dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tahun 2017, masyarakat Indonesia kurang memahami konten kesehatan sehingga langsung menyebarkan sembarang informasi meski itu masuk kategori hoaks. Bahkan kondisi hoaks kesehatan di negara ini menempati urutan pertama yang paling banyak disebarkan.

Hoaks Kesehatan tentang Air Minum Dalam Kemasan

Salah satu bentuk hoaks kesehatan yang saat ini banyak beredar adalah tentang khasiat air minum tertentu. Seperti yang diungkapkan Syarifani, blogger dari Surabaya di acara Hydration Talk yang diselenggarakan di J.W Marriot Hotel Surabaya, Senin (30/9).

"Saya sering mendapat informasi bahwa air demineral itu baik untuk balita. Kata teman saya, air demineral itu sangat berguna untuk memasak MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Karena tidak ada kandungan mineralnya sehingga tidak merusak vitamin zat berguna lainnya yang ada di dalam bahan makanan MP-ASI tersebut."

Menjawab pertanyaan Syarifani, Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK mengatakan informasi tersebut dipastikan hoaks. 

Untuk jenis air demineral, air dengan pH tinggi, maupun air dengan tambahan kandungan oksigen, masih memerlukan dukungan kajian ilmiah lebih lanjut untuk mengetahui bahwa jenis-jenis air tersebut dapat memberikan manfaat kesehatan lain. 

Saat ini belum ada bukti klinis/ilmiah atau publikasi klinis/ilmiah jenis tipe air tertentu untuk manfaat kesehatan.

Dr. dr. Diana Sunardi juga menyajikan hasil penelitian dari WHO yang menyatakan mengonsumsi air yang tidak mengandung mineral dapat meningkatkan risiko osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan hipotiroid.

"Penting diingat bahwa dalam memilih air minum untuk memenuhi hidrasi sehat, mengonsumsi air mineral biasa saja sangat bermanfaat untuk mendukung upaya menjaga kesehatan tubuh" tambah Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK.

Selain hoaks tentang air demineral, hoaks lain seputar air minum yang beredar di masyarakat adalah air beroksigen dapat meningkatkan performa fisik. Dr. dr. Diana Sunardi menuturkan sampai saat ini belum ada penelitian atau kajian ilmiah yang mendukung klaim dan mitos tersebut. 

Begitu pula dengan mitos air alkali (air minum dengan pH >7 atau basa) dapat meningkatkan pH darah.

Banyaknya mitos dan hoaks seputar air mineral dalam kemasan yang beredar di masyarakat ini tentu sangat mengkhawatirkan. Air adalah kebutuhan pokok dan bagian dari zat gizi makro yang berperan penting dalam fungsi fisiologis tubuh manusia. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dari sumber yang terpercaya dan kredibel.

Hydration Talk, Bentuk Edukasi Tentang Hidrasi Sehat dan Air Minum Dalam Kemasan

Hydration Talk adalah salah satu kegiatan literasi kesehatan yang bertujuan memberi edukasi dan informasi yang tepat seputar hidrasi sehat dan air minum yang menyehatkan. Acara yang dikemas dalam bentuk talk show ini diselenggarakan oleh Indonesian Hydration Work Group (IHWG) bekerja sama dengan Danone Indonesia.

Selain sering menerima informasi palsu seputar air minum dalam kemasan, masyarakat Indonesia juga kurang menerima informasi tentang hidrasi sehat. Hal ini diungkapkan dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia.

Menurut dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, sejak 2013 faktor kebutuhan air dalam tubuh sudah dimasukkan dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG).

"Dalam rekomendasi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan di Tumpeng Gizi Seimbang, terlihat bahwa selain memenuhi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, kita juga harus memenuhi kebutuhan air dengan rekomendasi delapan gelas sehari.

materi Hidrasi Sehat (dokumentasi Himam Miladi)
materi Hidrasi Sehat (dokumentasi Himam Miladi)

Dr. Nurul Ratna juga menambahkan kebutuhan air yang cukup diperlukan untuk mencegah dehidrasi atau ketidakseimbangan kebutuhan cairan tubuh yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik itu jangka pendek seperti penurunan konsentrasi, kelelahan dan sembelit maupun jangka panjang seperti gangguan ginjal (batu ginjal, penyakit ginjal kronis), infeksi saluran kemih atau pun risiko kegemukan.

"Minum air yang cukup sangatlah penting untuk keseimbangan pengaturan proses biokimia, pengatur suhu, pelarut, pembentuk sel, pelumas sendi dan bantalan organ tubuh, media transportasi zat energi dan sisa metabolisme. Dengan demikian, air membantu tubuh menggunakan nutrisi secara lebih efektif," tambahnya.

Sejak produk air minum dalam kemasan masuk ke pasar Indonesia pada 1975, kebiasaan minum orang Indonesia berubah dari yang semula air rebus ke air minum dalam kemasan (AMDK). Dengan banyaknya jenis AMDK yang dijual di pasaran saat ini, tidak banyak masyarakat yang memahami perbedaan dan manfaat pada setiap jenisnya.

Menurut Dr. dr. Diana Sunardi, saat ini ada 4 tipe air minum dalam kemasan yang beredar di masyarakat, yaitu air mineral, air demineral, air oksigen dan air alkali (pH tinggi).  Keempat tipe air minum tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula.  

tipe air minum dalam kemasan (diolah dari ihwg.or.id)
tipe air minum dalam kemasan (diolah dari ihwg.or.id)

Mengingat peran vital air bagi tubuh kita, literasi kesehatan tentang hidrasi sehat dan jenis air minum dalam kemasan yang layak dikonsumsi sangat diperlukan untuk diketahui masyarakat luas. Hal ini supaya masyarakat tidak mudah terpapar hoaks kesehatan khususnya tentang air minum.

Mengapa baru akhir-akhir ini saja masyarakat menerima edukasi hidrasi sehat semacam ini?

Menjawab pertanyaan yang diajukan seorang wartawan tersebut, Dr. dr. Diana Sunardi mengakui memang ada kesan lambat untuk melawan hoaks kesehatan yang beredar di masyarakat. 

Hal ini karena edukasi kesehatan yang benar dan valid membutuhkan penelitian yang komprehensif sehingga informasi yang dihasilkan memang sudah sesuai dengan fakta dan kaidah ilmu pengetahuan. 

Sementara berita bohong, menyebar jauh lebih cepat dibanding berita terpercaya. Bahkan menurut sebuah penelitian yang diterbirkan di jurnal Science, satu persen hoaks paling populer menyebar ke seribu hingga 100 ribu orang, sementara informasi valid jarang menyentuh lebih dari seribu orang.

Karena itulah Danone-AQUA sebagai pelopor produsen AMDK di Indonesia berkomitmen memberikan edukasi dalam membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebiasaan minum air yang sehat di Indonesia. 

Salah satunya melalui kegiatan Hydration Talk maupun bentuk kegiatan edukasi lainnya di berbagai jenis media dengan menggandeng organisasi kesehatan terpercaya seperti IHWG dan kalangan akademisi.

"Sebagai merek kelahiran Indonesia, selama lebih dari 46 tahun Danone-AQUA selalu berusaha memberikan kebaikan air kepada masyarakat dengan menyediakan hidrasi sehat sekaligus memelihara keberlangsungan alam. Danone-AQUA memiliki misi untuk memberikan kesehatan kepada sebanyak mungkin orang. Misi ini sejalan dengan visi Danone, "One Planet One Health", di mana kami percaya bahwa kesehatan masyarakat ditentukan oleh gaya hidup dan lingkungan yang juga sehat," tegas dr. Tria Rosemiarti, Hydration Science Director PT. Tirta Investama (Danone-AQUA).

Hydration Talk  sendiri baru dua kali diselenggarakan di Jakarta dan Surabaya. Ke depan, Dr. dr. Diana Sunardi dan dr. Tria Rosemiarti mengharapkan kegiatan sejenis ini akan bisa diselenggarakan di banyak tempat untuk menyebarluaskan literasi kesehatan khususnya tentang hidrasi sehat.

"AMDK yang berkualitas dapat menjadi pilihan untuk mendukung hidrasi sehat dan aktivitas sehari-hari," kata dr. Tria Rosemiarti. 

Air minum kemasan yang layak dikonsumsi memiliki kemasan atau botol yang bersih, label dan tanggal kedaluwarsa yang jelas, serta kode produksi yang sama pada bagian tutup dan botolnya. 

"Setelah itu, pastikan air dalam kemasan berkualitas baik, dengan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa sebelum diminum. Dan pastinya tidak mengandung bahan berbahaya," tambah Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, Sp.GK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun