Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air Mineral Gelas Mini, Hemat Air atau Malah Boros Plastik?

9 September 2019   00:22 Diperbarui: 9 September 2019   00:35 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
papan edukasi daur ulang di smart drop box (dokpri)

Saat lebaran kemarin, saya sering mendapati rumah-rumah tetangga sekitar menyajikan minuman berupa air mineral gelas mini, atau yang berisi 120-115 ml air. Salah satu alasan yang sering saya dengar dari populernya air minum kemasan mini adalah katanya untuk menghemat air.

Kita sering melihat banyak orang yang membuang gelas kemasan air minumnya, padahal isinya masih banyak. Dari sinilah mungkin timbul ide bagi beberapa perusahaan air mineral untuk  mengurangi porsi airnya dan membuat gelas kemasan baru yang lebih kecil. 

Dari yang semula berukuran 240-220 ml menjadi 120-115 ml. Dengan membuat kemasan air mineral gelas kecil ini, perusahaan berpikir konsumen tak akan lagi membuang-buang air, di luar pertimbangan kepraktisannya.

Air mineral gelas mini, hemat air atau boros plastik?

Tapi tidak semua perusahaan air minum kemasan mengikuti tren konsumen dan membuat kemasan mini. Satu hal menarik diungkapkan Bapak Arief Mujahidin, Direktur Komunikasi Danone Indonesia saat memberikan sambutan pengantar di acara Danone Blogger Academy 2019 di Bali.

Sewaktu saya bertanya mengapa Aqua tidak ikut-ikutan membuat air minum kemasan mini, pak Arif balik bertanya, "Kira-kira, apakah itu menghemat air atau malah boros kemasan plastik?"

Menurut pak Arif, ada berbagai faktor yang menjadi pertimbangan Danone-AQUA sebelum memutuskan untuk membuat produk baru. Selain dari sisi bisnis, pertimbangan penting lainnya adalah dari sisi lingkungan. Apabila kedua pertimbangan ini sudah berada dalam satu titik temu, bukan tidak mungkin ke depan AQUA juga membuat produk yang menjadi tren di masyarkat ini.

Sebagai perusahaan yang baru-baru ini memperoleh sertifikat sebagai B-Corp, PT. Tirta Investama selaku produsen Aqua memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan serta dalam keterlibatan masyarakat sekitar. Sertifikasi B-Corp adalah sertifikat yang dikeluarkan B-Lab, sebuah organisasi nirlaba global.

Tidak seperti perusahaan tradisional yang hanya mengutamakan profitabilitas finansial, standar nilai perusahaan B Corps terletak bagaimana perusahaan tersebut menggunakan kekuatan bisnisnya untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan.

Singkatnya, perusahaan yang bersertifikat B-Corps adalah perusahaan yang memenuhi standar tertinggi kinerja sosial dan lingkungan yang terverifikasi, transparansi publik, dan akuntabilitas hukum untuk menyeimbangkan laba dan tujuan mereka.

Karena itu menurut pak Arif, tidak mudah bagi Aqua untuk mengikuti tren dengan membuat produk air minum kemasan mini sekalipun itu mungkin menguntungkan dari sisi bisnis. 

Setelah menjadi B-Corps, pertimbangan dari sisi lingkungan menjadi tujuan utama PT. Tirta Investama. Model bisnis berkelanjutan seperti ini selaras dengan tujuan global perusahaan induk Danone yang memiliki slogan 'One Planet One Health'.

Kembali pada pertanyaan balik yang dilontarkan Direktur Komunikasi Danone Indonesia ini, saya jadi berpikir ada benarnya juga. Meskipun porsi air minumnya sudah dikurangi, masih banyak dan masih sering saya melihat masyarakat tidak menghabiskan air minum di kemasan gelas plastik mini tersebut. 

Setelah dicoblos, mereka hanya minum sedikit untuk kemudian dibuang begitu saja. Ketika merasa haus lagi, mereka pun mencoblos gelas air minum yang lain, alih-alih menghabiskan yang sebelumnya.

Dengan begitu, klaim hemat air tidak sepenuhnya benar. Yang terjadi malah pemborosan sampah plastik. Kemudian, adakah jaminan gelas plastik bekas tersebut bisa dijadikan sumber daya yang berkelanjutan?

Tiga pilar perintis AQUA untuk lingkungan yang lebih baik

Kampanye hemat air seharusnya selaras dengan kampanye pengurangan sampah plastik karena keduanya sama-sama menjadi isu global dan faktor penting dalam penyelamatan lingkungan. Masih banyak cara untuk menghemat air . Sementara sedikit sekali upaya untuk mengurangi penggunaan plastik. Dalam hal ini, apa yang sudah dilakukan Aqua bisa dijadikan contoh.

Sebagai perusahaan B-Corps, komitmen Danone-Aqua dalam membantu target ambisius pemerintah untuk mengurangi sampah plastik sebesar 70% sampai tahun 2025 patut diacungi jempol. Pada peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2018 kemarin, PT. Tirta Investama meluncurkan kampanye #BijakBerplastik.

Dalam siaran persnya (5/6/2018), Presiden Direktur PT. Tirta Investama (Danone-AQUA), Corine Tap mengatakan tujuan dari gerakan #BijakBerplastik ini adalah "...untuk melibatkan sesama orang Indonesia dalam berkontribusi pada budaya baru daur ulang dan kepedulian dan keterlibatan lingkungan."

Gerakan #BijakBerplastik disandarkan pada tiga pilar perintis, yakni:

1. Meningkatkan Pengumpulan Sampah Plastik

Komitmen pertama Danone-AQUA adalah untuk memulihkan lebih banyak plastik dari lingkungan. Komitmen ini dilakukan dengan memperluas program bisnis sosial untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik, dan dengan mendukung teknologi perintis untuk memulihkan lebih banyak limbah dari alam. 

Sejak 2010, Danone Ecosysteme dengan Danone-AQUA telah mendukung bisnis sosial yang ditujukan untuk Koleksi Plastik Inklusif di Indonesia. Bekerja dengan komunitas pemulung, Danone sudah mengumpulkan 12.000 ton per tahun untuk didaur ulang, melalui enam pusat pengumpulan.

2. Mendukung Edukasi Daur Ulang Sampah Plastik

Danone-AQUA berkomitmen untuk memimpin kampanye nasional pendidikan daur ulang di sekolah, domain publik dan untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan pengecer untuk memimpin dan mengaktifkan budaya daur ulang konsumen di kota-kota besar.

Salah satu inovasi untuk mendukung edukasi daur ulang pada masyarakat ini adalah penyediaan Smart Drop Box bagi pembeli untuk mendaur ulang botol mereka. Danone-AQUA sendiri menargetkan pengadaan drop box khusus botol plastik bisa menjangkau hingga 100 juta konsumen pada tahun 2025.

papan edukasi daur ulang di smart drop box (dokpri)
papan edukasi daur ulang di smart drop box (dokpri)

3. Mempercepat Inovasi Botol Plastik

botol plastik Aqua Life (dokpri)
botol plastik Aqua Life (dokpri)

Danone-AQUA berkomitmen untuk membuat langkah besar menuju sirkularitas plastik yang mereka gunakan. Danone juga berencana untuk membuat semua kemasan produk air mineral  100% dapat didaur ulang pada tahun 2025, serta meningkatkan proporsi plastik daur ulang dalam botol dari 11% hari ini menjadi 50% pada tahun 2025. Salah satu produk air mineral Danone yang botol plastiknya 100% terbuat dari plastik daur ulang adalah Aqua Life.

Tiga pilar perintis tersebut menjadi bukti komitmen Danone-AQUA dalam memainkan perannya untuk berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun