Meski begitu, bukan berarti program bantuan semacam ini bisa berjalan mulus. Menurut Bu Siti, tidak jarang ada beberapa peserta yang pindah tempat tinggal setelah mereka didaftarkan dan tidak bisa diketahui tempat tinggalnya yang baru.Â
Tak jarang pula ada peserta yang ogah-ogahan membayar iuran sekalipun iuran mereka sudah dibayar di depan oleh donatur, dengan alasan kondisi keuangan mereka masih belum mencukupi.
Pihak DSM dan Danone sendiri memaklumi hambatan semacam ini. Selain karena profesi mereka sebagian besar adalah pemulung yang tidak punya penghasilan tetap, mereka juga masyarakat pendatang yang tempat tinggalnya juga sering berpindah-pindah.
Apa yang sudah dilakukan Danone Indonesia bersama Dompet Sosial Madani seperti ini mungkin bisa ditiru oleh perusahaan dan organisasi sosial lainnya. Dengan memberikan "kail", masyarakat penerima bantuan bisa mencari "umpan" sendiri.Â
Bantuan yang sifatnya tidak memanjakan masyarakat, namun mengedukasi dan memberi kesempatan pada masyarakat itu sendiri untuk mendapatkan manfaat dari keikutsertaan mereka di BPJS Kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H