Masyarakat yang enggan menegur atau mengoreksi pimpinannya atau menyanjungnya secara berlebihan pada hakikatnya telah menanam benih keangkuhan dan kebejatan pada diri pemimpinnya, walaupun pada mulanya sang pemimpin adalah orang baik.
~ Quraish Shibab dalam Lentera Hati ~
Namanya pertama kali dikenal publik saat mengikuti ajang "Pemilihan Dai Cilik IV" di salah satu stasiun televisi swasta pada tahun 2007. Ketika itu, Sherly Annavita, gadis cilik yang mewakili provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini tidak berhasil menyabet gelar juara, tapi ia menjadi idola.
Lima tahun berselang, wajah cantiknya muncul lagi di layar televisi. Kali ini, gadis yang sudah beranjak dewasa ini tampil di ajang "Dai Muda Pilihan 2012".
Awalnya, Sherly sempat tidak direstui ibundanya untuk ikut audisi tersebut karena saat itu diminta fokus pada kuliahnya di jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina. Sherly pun sempat berniat mengundurkan diri.
Namun restu ibunda akhirnya turun juga. Di ajang tersebut, Sherly berhasil menjadi salah satu finalis.
Di masa kuliahnya tersebut Sherly sering berkonsultasi dengan Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) apabila ada masalah, entah itu keagamaan maupun pribadi.
Selain UBN, Sherly juga mengagumi dan menaati nasihat dan petuah yang diberikan Ustad Abdul Somad melalui dakwahnya.
Kritikan Sherly Annavita pada Jokowi di acara ILC
Lama tidak terdengar kabarnya, nama Sherly mendadak ramai jadi perbincangan netizen. Sekali lagi, dara berhijab kelahiran Lhokseumawe, Aceh ini menghiasi layar kaca. Bukan untuk tampil di ajang pemilihan Dai, apalagi di acara infotainment. Kali ini, lulusan jurusan Master of Social Impact Investment dari Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia ini tampil di acara diskusi ILC pada Selasa (20/8) yang dipandu Karni Ilyas.
Dalam diskusi yang membahas wacana pemindahan ibukota ke pulau Kalimantan itu, Sherly dengan lugas dan tajam mengkritik Jokowi. Menurut Sherly, alasan pemindahan ibukota yang diajukan Jokowi adalah bukti kegagalan Jokowi itu sendiri.