Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Asing dan Mimpi tentang Indonesia

20 Agustus 2019   21:06 Diperbarui: 20 Agustus 2019   21:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebut saja namanya Smith, lengkapnya John Smith. Pertama kali John Smith mendengar nama Indonesia dari teman kerjanya, Alex yang baru pulang setelah berpesiar selama hampir satu bulan mengelilingi Indonesia.

Mendengar cerita temannya itu, John Smith merasa penasaran dan ingin berkunjung ke Indonesia. Uang saku sudah ada, John Smith juga sudah mengajukan ijin cuti pada atasan tempat dia bekerja. Namun, sebelum berangkat traveling ke negeri asing itu, John ingin mengetahui lebih detil tentang keadaan sosial budaya negeri tersebut.

Harap maklum, sudah menjadi kebiasaan bagi John untuk mengetahui lebih dulu tempat yang akan ia kunjungi. John sebelumnya juga sudah banyak browsing di internet, menelusuri setiap informasi tentang Indonesia. Meski begitu, rasanya belum lengkap bila John tidak mendengar informasinya secara langsung dari orang yang pernah menginjakkan kakinya ke sana.

Bagi John, validitas dan obyektivitas informasi belum bisa ia harapkan dari artikel-artikel di internet. Lebih baik baginya untuk mendengar langsung dari orang luar yang pernah berkunjung, bukan dari orang negeri itu sendiri.

Maka, kepada Alex lah ia bertanya-tanya. Alex, yang baru pulang dari backpacking keliling Indonesia dengan senang hati melayani pertanyaan John Smith.

John: "Ceritakan padaku negeri bernama Indonesia itu."

Alex: "Cerita tentang apa John? Pokoknya, datanglah ke sana dan lihat sendiri segala keindahan alam dan budaya yang ada."

John: "Tentu saja aku akan kesana. Tapi, sebelum itu aku ingin mendengar darimu, apa yang menarik dari Indonesia?"

Alex: "Yang menarik? Tahu nggak John, negara ini kaya raya hingga mampu membuat para PENJAJAH MAU BERTAHAN 350 tahun,dimana setiap harinya teman mereka tertusuk sebatang bambu di perutnya."

John: "Sebentar, bagaimana aku bisa membayangkan jenis perjuangan seperti itu? Bagaimana mereka bisa mengalahkan penjajah dengan sebatang bambu runcing?"

Alex: "Itu namanya SEMANGAT PERSATUAN, John. Seperti jutaan rayap kecil di rumahmu yang kokoh. Saat kau mengusirnya, keesokan harinya akan muncul yang lebih banyak lagi. Dan ketika kau membiarkannya, saat itu kau kehilangan salah satu rumahmu."

John: "Katamu tadi mereka berjuang dengan modal bambu runcing, memangnya seperti apa keberanian para pejuang di sana?"

Alex: "Seperti yang aku dengar ceritanya dari penduduk di sana, rasanya perjuangan pahlawan kita belum ada apa-apanya. Sekarang coba bayangkan, bisakah kau berlari menghindari peluru yang ditembakan dari senapan?
Jika kau tak bisa, maukah kau BERLARI KE ARAH SENAPAN DENGAN MENGGENGGAM SEBATANG PEDANG?

Bayangkan lagi John, mereka tersenyum dalam kematiannya dan berpesan: "KEMATIANKU ADALAH KEMERDEKAAN ANAK ISTRIKU SUATU SAAT NANTI", adakah yang lebih berarti dari itu?"

John: "Ok, sudah cukup cerita epikmu itu, aku akan membayangkannya nanti saja. Sekarang ceritakan bagaimana penduduk disana? Bisakah aku mendapat teman, sementara aku adalah orang asing bagi mereka?"

Alex: "Jangan khawatir John. Saat kau menatap wajah mereka dan menundukan kepalamu, saat itu juga mereka adalah TEMANMU. Asal ingat, jangan sampai kau berbuat kasar pada mereka. Itu sama saja kamu memancing kemarahan dan menghadapi 3,4% DARI SELURUH PENDUDUK DUNIA."

John: "Aku baca di internet, kata mereka ada ribuan pulau dengan ratusan suku bangsa yang berbeda. Bagaimana caraku nanti untuk menyapa mereka? Apakah aku harus belajar sedikit bahasa-bahasa setempat?"

Alex: "Memang benar John. Aku sendiri merasa butuh waktu seumur hidup hanya untuk menjelajahi setiap jengkal tanah di Indonesia. Selama sebulan traveling di sana, aku bepergian ke berbagai daerah, di mana orang-orang lokalnya berbicara dengan beragam bahasa. Tapi tahu nggak John, ketika aku bertanya, mereka serentak menjawab dengan satu bahasa yang sama, BAHASA INDONESIA."

John: "Ok, jadi kulihat tak ada kendala bahasa karena aku sudah belajar sedikit percakapan bahasa Indonesia. Tapi, bagaimana dengan ibadahku nanti? Aku baca di berita-berita internet, negara itu dominan agama tertentu. Bisakah aku menjalankan ibadah sesuai keyakinanku dengan tenang dan nyaman di sana?"

Alex: "Sebenarnya John, bukan jenis agamanya yang perlu kau ketahui, tapi ajarannya. Indonesia adalah negara yang beragama, dan setiap agama disana MENGAJARKAN KEBAIKAN."

John: "Benarkah? Bagaimana bila suatu saat aku membutuhkan pertolongan dari penduduk di sana? Apakah aku akan mendapat apa yang kamu sebut Kebaikan itu?"

Alex: "Seandainya kamu berencana tinggal menetap dan membangun rumah di sana, maka calon tetanggamu akan bertanya : "ADA YANG BISA KAMI BANTU?" dengan senyumnya yang polos. Dan seandainya kamu tiba-tiba mati di sana sebagai orang yang tak dikenal, aku bisa memastikan kamu tentu akan mendapatkan PEMAKAMAN YANG LAYAK."

John: "Hei, aku tidak berencana mati di sana Alex."

Alex: "Nah, salahmu sendiri banyak bertanya. Sudahi pertanyaanmu dan bergegaslah datang ke sana. Kamu akan membuktikan perkataanku tadi benar adanya."

John: "Tapi aku masih khawatir, Alex."            

Alex: "Apa lagi yang kamu khawatirkan?"

John: "Aku khawatir bila sudah datang ke sana, aku tak akan mampu meninggalkannya...."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun