Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menumbuhkan Kembali Kecintaan Pada Pramuka Lewat Film "Lima Elang"

13 Agustus 2019   21:44 Diperbarui: 13 Agustus 2019   21:51 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gempuran permainan gim online yang lebih digandrungi dan menjadi candu bagi anak-anak sekolah, masihkah ada yang berminat dengan Pramuka? Seandainya tidak dimasukkan sebagai ekstra kurikuler wajib di sekolah dasar dan menengah, Pramuka Indonesia bisa jadi hanya tinggal nama. 

Sosialisasi, atau lebih tepatnya cara menumbuhkembangkan kesadaran dan kecintaan pada gerakan Pramuka selama ini lebih banyak dilakukan secara formal, seperti mewajibkan Pramuka menjadi ekskul wajib. Di luar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan otoritas pendidikan untuk memperkenalkan Pramuka pada anak-anak muda lewat cara yang disukai mereka. Misalnya melalui film.

Selain terbatasnya sutradara dan produser yang membuat film anak-anak, tema pramuka juga dianggap membosankan. Tidak seru dan tidak mampu menarik minat penonton. Tapi, ternyata ada sutradara yang melawan arus, membuat film anak bertema Pramuka dengan sajian cerita yang cukup seru.

Lewat film Lima Elang (SBO Film, 2011), sutradara Rudi Sudjarwo saya nilai berhasil memperlihatkan kegiatan kepanduan itu lebih mengasyikkan daripada bermain gim yang hanya mengandalkan jari jemari saja. Film yang dirilis pada Agustus 2011 ini memang dibuat untuk memperingati 50 tahun Gerakan Pramuka Indonesia dan proses pembuatannya bekerja sama dengan Kwarnas Gerakan Pramuka.

Sinopsis Film Lima Elang

Lima Elang berkisah tentang Baron (Christoffer Nelwan), bocah SD yang tinggal di Jakarta dan gemar bermain mobil RC. Suatu hari, ia harus mengikuti orangtuanya (David Chalik dan Fera Rahmi) pindah ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Di sekolah barunya, Baron cenderung menyendiri dan menolak bergaul dengan teman-temannya.

Meski begitu, masih ada salah satu temannya, yakni Rusdi (Iqbaal D. Ramadhan) yang getol menawarkan persahabatan. Di sekolah, Rusdi dikenal sangat aktif mengikuti kegiatan Pramuka.

Suatu hari, kelompok Pramuka di sekolah itu hendak mengikuti perkemahan. Sayangnya, jumlah anggota mereka kurang lengkap. Rusdi lalu mengajak Baron untuk ikut serta.

Baron, yang dasarnya tidak suka pramuka menolak tawaran Rusdi. Namun Rusdi tidak kehilangan akal. Berbekal surat yang menyatakan Baron terpilih menjadi salah satu wakil dalam perkemahan pramuka, Rusdi mendatangi rumah Baron dan meminta ijin pada orangtuanya untuk ikut serta berkemah. Baron pun tak kuasa menolak, dan memiliki rencana untuk kabur dari perkemahan.

Di acara perkemahan itulah Baron mengalami petualangan yang mendebarkan, yang membuatnya tidak terpikir untuk kabur. Dalam suatu permainan, regu pramuka Rusdi dkk harus menjelajahi hutan yang lebat. Di sinilah Rusdi dan Anton (Teuku Rizky Muhammad) diculik komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau (Egi Fedly). Baron, Aldi (Bastian Bintang) dan Sindai (Monica Sayangbati) yang berencana kabur, akhirnya berjuang menyelamatkan Rusdi dan Anton dari tangan Arip Jagau dan anak buahnya.

Rudy Soedjarwo dan Salman Aristo sebagai penulis cerita dan skenario menyajikan film berlatar pramuka ini  dengan rapi. Perubahan sikap Baron yang awalnya anti pramuka sampai menyatu dengan Rusdi dkk tersusun dengan apik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun