Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indahnya Islam bisa Dilihat Saat Idul Adha

11 Agustus 2019   08:00 Diperbarui: 11 Agustus 2019   08:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat penyembelihan hewan kurban inilah yang menunjukkan Islam juga menghargai hak perikehewanan. Misalnya untuk pemilihan hewan yang akan dikurbankan, sohibul kurban diminta untuk menghindari hewan yang cacat yang membuat ibadah kurban itu menjadi tidak sah. Yaitu hewan yang buta sebelah, pincang yang jelas pincangnya, sakit yang jelas sakitnya, dan hewan yang tidak memiliki sumsum tulang (karena terlalu tua atau sangat kurus).

Selain itu, tuntunan Islam juga meminta untuk menghindari hewan yang makruh dijadikan kurban seperti hewan yang telinganya sobek, berlubang atau terpotong, hewan yang ekornya terputus sebagian atau seluruhnya, dan hewan yang tanduknya patah atau retak.
Begitu pula saat penyembelihan hewan kurban, Islam menetapkan syarat yang ketat. Misalnya, pisaunya harus tajam, penyembelihannya harus cepat, tidak ada penyembelihan di depan hewan lain dan bahkan sebelum disembelih hewan kurban harus diberi minum.

Terhadap tuntunan penyembelihan hewan seperti ini, peneliti Jerman Wilhem Schulze menyatakan bahwa metode seperti ini seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit bagi hewan kurban karena tekanan darah hewan kurban cepat hilang.

Karena itu, hari raya Iduladha bukan dimaknai sebatas perayaan atau festival penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban adalah bentuk tindakan sederhana dari ketaatan dan pengabdian seorang hamba pada Tuhannya.

Hari Raya Kurban harus dimaknai sebagai pengingat bahwa yang dikorbankan itu sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam diri manusia, seperti rakus, ambisi yang tak terkendali, menindas, dan tidak mengenal norma-norma apapun. Itu sebabnya Allah SWT mengingatkan:

"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat akan sampai kepada (keridhaan) Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu" (QS. Al Hajj: 37).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun