Namun, sebelum palu keputusan itu diketok, ada baiknya TNI mempertimbangkan dengan matang apakah memang Enzo layak untuk dipecat, atau justru sebaliknya, tetap diberi kesempatan menempuh pendidikan di Akmil sembari mengindoktrinasi balik tentang ke-Pancasilaan.
Belum ada bukti kuat bahwa Enzo memang benar simpatisan HTI atau ideologi khilafah.
Seandainya benar Enzo terpapar ideologi khilafah, justru melalui pendidikan taruna di Akmil itulah kesempatan terbaik bagi TNI untuk mengikis habis paparan ideologi Enzo dan menguatkan rasa patriotisme serta Pancasilaisme-nya.
Usia Enzo terbilang masih muda. Secara psikologis, paparan ideologi yang dianut Enzo masih memungkinkan untuk diputarbalikkan.
Jadi, alih-alih langsung memecat, TNI semestinya memberi kesempatan pada Enzo untuk membuktikan kesetiaannya pada negara.
Dengan memberi kesempatan pada Enzo, TNI bisa membuktikan pada masyarakat, khususnya pada generasi muda yang masih terpapar ideologi terlarang, bahwa masih ada kesempatan untuk bisa menjadi anggota TNI. Dengan syarat: tanggalkan ideologi terlarang mereka, buktikan kesetiaan pada negara. Dan Enzo adalah contoh kasus yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H