Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Hanya PLN, Kita Semua Juga Harus Punya "Contingency Plan"

7 Agustus 2019   09:38 Diperbarui: 7 Agustus 2019   09:46 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujungnya, sebagian besar orang berbondong-bondong mencari tempat yang mempunyai sumber energi cadangan. Mall mendadak ramai dengan pengunjung. Pegawai kantoran mendadak jadi betah di kantor mereka. Yang punya duit lebih mudah lagi. Mereka tinggal mengungsi ke hotel, bila perlu ke luar daerah yang listriknya masih menyala.

Contoh sepele lain tentang perlunya rencana kontingensi ini adalah saat kita bepergian. Keterbatasan kita sebagai manusia membuat kita tidak akan pernah tahu ada kejadian apa di sepanjang jalur perjalanan yang hendak kita tempuh. Saat berangkat kerja misalnya, kita berangkat pada waktu seperti biasa dan melalui jalan yang biasa kita lalui. Kita sudah memperhitungkan bila lalu lintas lancar, kita tidak akan terlambat datang.

Padahal, kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi sepanjang jalur perjalanan kita. Suatu saat ada kemacetan lalu lintas parah, akhirnya kita jadi panik. Berulangkali melihat jam tangan, mengklakson pengemudi lain supaya mereka bergegas berjalan, padahal sudah tahu di depannya macet dan kendaraan banyak yang berhenti. Seperti inilah situasinya kalau kita tidak punya contingency plan.

Seandainya kita sadar akan pentingnya rencana kontingensi dan antisipasi, kepanikan seperti itu tidak akan terjadi. Misalnya waktu tempuh dalam kondisi normal adalah 30 menit, maka kita bisa berangkat 45 menit lebih awal.

Banyak sekali contoh dalam aktivitas sehari-hari yang bisa kita jadikan pelajaran tentang pentingnya rencana darurat bagi setiap individu. Misalnya saat ada keluarga yang sakit mendadak, kehilangan utilitas (listrik padam atau air PDAM berhenti mengalir), pembatasan pergerakan (ada tetangga yang punya hajat hingga menutup jalan) hingga gangguan komunikasi. Karena tak siap mengantisipasi, kepanikan pun mudah terjadi.

Bagaimana cara mempersiapkan rencana kontingensi?

Yang penting adalah mengidentifikasi dan memprediksi setiap risiko dan kemungkinan yang tidak kita harapkan. Kita bisa melakukannya dengan membuat daftar pertanyaan seperti ini:

  • Apa yang mungkin akan terjadi kesalahan/ kejadian darurat?
  • Seberapa besar kemungkinannya akan terjadi salah?
  • Apa dampak dan konsekuensi dari kemungkinan tersebut? (terlambat, aktivitas terhambat)
  • Apa yang seharusnya menjadi reaksi atau solusi?
  • Bagaimana kita bisa mempersiapkannya terlebih dahulu?

Setelah itu, baru kita bisa membuat rencana kontingensinya. Yang harus diingat disini adalah sumber daya apa yang kita miliki. Kita harus bisa bersikap realistis dalam merancang rencana kontingensi ini sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada.

Contohnya adalah ketika menjadi pemateri, kita bisa mempersiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga, seperti ini:

Rencana darurat saat menyampaikan presentasi:

Risiko potensial: Listrik padam, proyektor atau komputer tidak berfungsi.

Siapa yang akan terpengaruh: Saya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun