Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Audisi Beasiswa Bulutangkis, Bentuk Promosi Industri Rokok Berkedok Filantropis?

1 Agustus 2019   09:44 Diperbarui: 2 Agustus 2019   16:21 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: republika.co.id

Meski begitu, KPAI juga benar, setidaknya dari narasi siaran pers mereka, bahwa audisi tersebut adalah bentuk eksploitasi anak untuk industri rokok -- bukan produk rokoknya secara langsung. 

Sebagaimana yang tertera dalam pasal 13 FCTC, bahwa definisi "iklan dan promosi rokok" dan "sponsor rokok" adalah luas dan mencakup semua bentuk kegiatan dengan efek atau kemungkinan efek dari mempromosikan produk rokok atau penggunaan rokok baik secara langsung maupun tidak langsung

Bagaimanapun juga, Djarum Foundation dan Djarum Badminton Club tak bisa dipisahkan dari induk mereka, perusahan rokok Djarum. Bahkan, di kaos peserta audisi yang notabene adalah anak-anak, dengan jelas terdapat logo Djarum, identik dengan yang ada di produk rokok mereka. 

Adakah kita bisa memungkiri fakta tersebut? Apakah kita bisa memisahkan Djarum Foundation dan Djarum Badminton Club, baik secara brand maupun dukungan finansial dari perusahaan induk yang sudah menghidupi nyawa mereka? 

Sudah lama perusahaan-perusahaan rokok mengklaim kegiatan mereka mensponsori olahraga adalah karena tugas filantropis, alasan cinta kasih pada sesama. Begitu pula dengan aktivitas mereka di bidang sosial kemasyarakatan lainnya. 

Kucuran beasiswa maupun dukungan sponsor dari Djarum Foundation, Sampoerna Foundation atau yayasan lain yang didirikan perusahaan rokok sering diklaim sebagai bagian dari Customer Social Responsibility (CSR). Kegiatan sosial mereka sering diasosiasikan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian sosial perusahaan pada masyarakat. 

Seni membingkai promosi industri rokok lewat dukungan olahraga dan sosial.

Namun, sebagaimana yang dikutip dari dokumen internal R.J Reynolds, perusahaan rokok masuk ke dunia olahraga, seni maupun aktivitas sosial bukan tanpa pamrih. 

Ketika iklan rokok dilarang tampil di berbagai bentuk media, jalan apalagi yang dimiliki perusahaan rokok untuk mempromosikan dan menjual produk mereka? Solusi apa yang harus ditempuh perusahaan rokok untuk tetap bisa menjual produk mereka ke masyarakat sekaligus memperkuat imej dan brand perusahaan? 

Jawabannya bisa kita lihat pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan rokok untuk mendukung kegiatan olahraga, musik hingga kegiatan sosial lainnya. 

Dana besar yang mereka kucurkan itu adalah bentuk manipulasi olahraga dan implikasi dari seni membingkai promosi dan pemasaran produk mereka.

Seolah-olah perusahaan rokok itu ingin menyampaikan pesan pada masyarakat, bahwa tanpa dana dari perusahaan rokok, kegiatan olahraga maupun seni dan sosial tidak akan sukses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun