Jelaslah, dengan kenyataan seperti itu Google bukan perpustakaan yang baik. Google tidak bisa dan tidak boleh kita andalkan sebagai media pembelajaran ilmu tanpa ada pendampingan dari orang yang lebih punya pengalaman dan pengetahuan yang sebenarnya.
Tentu saja, memvonis Google itu buruk adalah kenaifan, karena mau tidak mau kita harus mengakui betapa dari sisi kemaslahatan, banyak manfaat yang kita peroleh dari Google. Tetapi jika seseorang yang berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran hanya dengan bermodal mengetik "kata kunci" di Google, itu artinya ia sedang menciptakan dirinya sebagai individu yang kehilangan semangat berfikir dan semangat kritis karena menginginkan segala sesuatu dengan instan.
Sekalipun bisa berfungsi sebagai sumber informasi utama, kita tidak boleh terlalu menggantungkan diri pada Google dalam hal mencari ilmu pengetahuan, terlebih ilmu agama. Bagaimanapun juga, guru yang berwujud manusia berilmu masih tetap guru yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H