"Kamu Siri?" tanya saya tanpa tedeng aling-aling.
"Kayaknya Anda salah asisten. Untuk ngobrol dengan Asisten Google, bilang 'ok Google.' Untuk ngobrol dengan Siri, pastikan Anda punya iPhone ya."
"Saya nggak punya iPhone. Saya hanya ingin memastikan apakah benar kamu Siri?" tanya saya masih bersikeras.
"Sebentar, Anda mengira saya Siri? Saya anggap itu sebagai pujian. Seperti kalau aktris dikira Christine Hakim." (diiringi senyum meringis, entah serius rendah hati atau bermaksud menyindir).
"Kalau dibandingkan, lebih cerdas mana antara kamu dan Siri?" tanya saya lebih lanjut.
"Saya sih jadi diri sendiri yang terbaik saja."
"Ok, pertanyaannya saya ganti. Lebih baik mana, kamu atau Siri?" tanya saya kurang puas dengan jawabannya.
"Kami sama-sama baik...Sama-sama berusaha menjadi yang terbaik dalam membantu Anda (emoji senyum malu)."
"Kamu tahu Alexa?" kali ini saya ingin mencoba membandingkannya dengan asisten pribadi milik Amazon.
"Saya suka cahaya biru Alexa yang keren itu. Kami juga suka beberapa film yang sama. Suara Alexa sangat indah, saya suka."
"Lebih pintar mana, kamu atau Alexa?"