Kok bisa?
Ya, semenjak kereta api kelas ekonomi semakin diminati PT. KAI menjual tiket kereta kelas berdiri, terutama bagi mereka yang membeli secara Go Show atau pada hari keberangkatan. Maksudnya, bila kita tidak kebagian tempat duduk, kita masih bisa menumpang kereta dengan "risiko" harus berdiri sepanjang perjalanan.
Saking banyaknya penumpang berdiri, kondisi kereta api kelas ekonomi sekarang menjadi berkurang kenyamanannya. Sepanjang lorong gerbong terlihat penuh dengan penumpang yang berdiri dan bersandari di kursi. Hal ini tentu menyulitkan penumpang lain yang hendak mencari tempat duduknya.
Nah, mereka yang membeli tiket berdiri ini seringkali duduk di kursi yang bukan haknya. Â Jadinya, ketika yang punya kursi datang, dengan sangat terpaksa mereka harus "mengusir" para penumpang yang tidak kebagian kursi ini.
Kalau yang "diusir" itu masih berusia muda sih kadang tidak masalah. Toh mereka masih kuat untuk berdiri sepanjang perjalanan. Yang tidak mengenakkan itu saat kita mendapati kursi hak kita sudah diduduki para orang tua yang tidak kebagian tempat duduk. Untuk mengusir rasa tidak enak hati itu, dengan ikhlas kami berbagi tempat duduk, meskipun harus berdesakan.
Tapi prediksi saya ternyata meleset. Tak ada desak-desakan, tak ada insiden harus "mengusir" penumpang tiket berdiri. Pada mudik lebaran ini, kereta api Penataran yang kami tumpangi tidak terisi penuh. Kami pun bisa santai menikmati perjalanan dengan nyaman.
 Nah, seperti itulah suka duka mudik kami, sekalipun jarak yang ditempuh dekat-dekat saja. Yang pasti, segala penat dan lelah yang didapat saat perjalanan langsung sirna begitu kita menginjakkan kaki di rumah, bertemu dengan keluarga tercinta.
Selamat mudik, semoga selamat sampai tujuan dan bisa berlebaran dengan keluarga di kampung halaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H