Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Pakar Hadis yang Gemar Menulis

27 Mei 2019   01:00 Diperbarui: 27 Mei 2019   01:01 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pertama kali mengenal sosok Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub (Allahu yarham, semoga Allah mengampuni dosa dan menerima segala amalnya) sewaktu beliau mengisi acara pengajian akbar di Masjid Agung Sudirman, Denpasar, awal tahun 2014. Ketika itu dalam ceramah agamanya, beliau mengkritik keras perilaku sebagian umat islam yang diberi rizki lebih, dimana mereka melakukan ibadah haji dan umroh berulangkali. 

Kritik ini pertama kali beliau tulis dalam sebuah kolom di surat kabar 15 tahun yang lalu, tapi selalu beliau ulang dalam setiap kesempatan ceramah agama.

Beliau menyebut perilaku ini sebagai perilaku yang konsumtif, dan memberi mereka gelar "Haji Pengabdi Setan". Tentu saja kritik beliau tersebut mengundang reaksi keras dari beberapa ulama. Banyak yang tidak terima dengan kritikan tersebut. Namun setelah dijelaskan apa hakekat dan pengertian istilah berkonotasi negatif tersebut, para ulama akhirnya memahami dan menerima kritik tentang Haji Pengabdi Setan.

Dalam menyampaikan ceramah agama, seperti yang saya saksikan waktu itu, KH. Ali Mustafa Yaqub selalu menggunakan bahasa yang sederhana, disesuaikan dengan pendengarnya. Sehingga penyampaian materi ceramahnya mudah dipahami. Bila sedang membahas hal yang serius, mimik muka beliau juga serius. Meski begitu, tak jarang beliau juga melontarkan beberapa lelucon untuk mencairkan suasana pengajian.

Profil singkat Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub

KH. Ali Mustafa Yaqub, adalah Imam Besar Masjid Istiqlal ke-4 yang menjabat mulai periode tahun 2005-2016 (sebelum digantikan Prof.Dr. Nasarudin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang sekarang). Beliau dilahirkan di desa Kemiri, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada tanggal 2 Maret tahun 1952.

Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah di kampung halamannya, beliau kemudian dimasukkan ke pondok pesantren Seblak, Jombang oleh ayah beliau. Ali Mustafa Yaqub muda belajar di pesantren ini hingga tingkat Tsanawiyah, atau selama tiga tahun (1966-1969). Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di Ponpes Tebuireng, Jombang hingga tahun 1972.

Di ponpes inilah beliau banyak menemukan guru, diantaranya KH. Idris Kamali, KH. Adhlan Ali, KH. Shobari, dan KH. Syamsuri Badawi. Selain nyantri, KH. Ali Mustafa Yaqub juga menimba ilmu di Universitas Hasyim Asyari Jombang hingga tahun 1975.

Pada 1976, beliau mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi untuk belajar di Fakultas Syari'ah Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa'ud, Riyadh, Arab Saudi. Beliau menamatkan pendidikan S1 ini hingga tamat dengan ijazah Licance (Lc) yang diperolehnya tahun 1980.

KH. Ali Mustafa Yaqub kemudian melanjutkan studi lagi di Universitas King Sa'ud Departemen Studi Islam jurusan Tafsir Hadis sampai tamat dengan ijazah master tahun 1985. Beliau melanjutkan jenjang doktoralnya pada tahun 2006 di universitas Nizamia Hyderabad India di bawah bimbingan M. Hasan Hitou, seorang Guru Besar Fiqih Islam dan Usul Fiqh Universitas Kuwait serta Direktur lembaga studi Islam International di Frankfurt Jerman. Pada pertengahan tahun 2007, Kiai Ali merupakan salah satu orang yang mendapatkan gelar profesor sebelum lulus ujian disertasinya.

Pakar Hadist yang Gemar Menulis

KH. Ali Mustafa Yaqub adalah sosok ulama yang moderat dan cinta damai. Kemoderatannya didukung dengan penguasaan ilmu agama yang luas, terutama tentang hadist. Beliau bahkan dikatakan sebagai Penerima Sanad Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Artinya, beliau menguasai penuh semua hadist yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, baik secara sanad dan matannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun