Perintah puasa dimaksudkan Allah adalah supaya kita bisa mengendalikan segala hawa nafsu. Tak hanya nafsu jasmaniah seperti makan, minum dan berhubungan seksual. Karena jika hanya nafsu jasmani saja, kambing juga bisa berpuasa. Cukup lepaskan saja kambing itu di kandangnya dan jangan beri makan, minum dan kesempatan berhubungan seksual selama sehari semalam.
Namun, esensi dari puasa sebagai bentuk menahan diri ini adalah bagaimana kita bisa menahan segala bentuk nafsu yang bisa memperbudak kita. Seseorang yang mampu mengendalikan diri dalam kebutuhan hidup yang paling pokok ini (makan, minum dan seks), tentunya diharapkan juga mampu mengendalikan diri atas dorongan naluri atau nafsu lainnya, seperti rasa marah.
Dengan pengendalian diri tersebut, puasa kita akan mencapai kemenangan dalam wujud kedekatan kita pada Allah SWT. Di celah-celah penjelasan tentang kewajiban berpuasa Ramadan, Allah menegaskan bahwa "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku itu dekat" (QS. Al Baqarah: 186).Â
Penggalan ayat ini memberikan isyarat jelas pada kita bahwa puasa -- dalam arti mengendalikan hawa nafsu -- adalah cara mendekatkan diri kepada Allah. Inilah puncak kemenangan orang yang berpuasa Ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H