Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pak Prabowo, Sudikah Anda Mendinginkan Hati Kami?

22 Mei 2019   12:51 Diperbarui: 22 Mei 2019   13:07 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pak Prabowo, sudikah anda mendinginkan hati kami yang panas karena berbagai kabar tak jelas? Saya yakin, meski hingga kini anda menolak apapun hasil pilpres, tapi anda juga tidak ingin jatuh korban sekian banyak lagi.

Pak Prabowo, anda memang berhak untuk menolak hasil pemilu. Anda juga berhak untuk tidak mengakui kemenangan rival anda. Tapi saya yakin, anda masih punya empati dan simpati, punya hati yang penuh kasih sayang hingga tak tega untuk melihat anak bangsa saling bercakar-cakaran.

Pak Prabowo, anda memang sudah menghimbau para pendukung, supaya dalam menggunakan hak konstitusional untuk menyampaikan aspirasi, tetap dilaksanakan secara damai, berakhlak dan konstitusional.

Tapi himbauan ini kurang terdengar bila anda tidak turun langsung menemui mereka. Sudikah pak Prabowo turun sejenak ke jalan? Atau undanglah kami, pendukung anda yang berdatangan dari luar Jakarta karena menyambut ajakan anda. Berilah kami "tausiyah", agar hati kami yang panas bisa terendam dalam kesejukan nasehat dari anda, maupun dari para ulama yang kami panuti.

Pak Prabowo, sudikah anda mendengar kembali apa kata emak-emak yang mengagumi anda? Di buku "Prabowo dalam 67 Tuturan Emak-emak" yang dihimpun oleh Imelda Bachtiar, ijinkan saya mengutip kembali penuturan mereka.

Pak Prabowo, saya sengaja mengutip penuturan emak-emak yang memang tidak terafiliasi dengan keluarga anda atau partai Gerindra. Hal ini saya tujukan agar saya, dan banyak orang yang belum kenal dengan anda bisa murni melihat dari kalangan independen yang bahkan beberapa dari mereka justru tidak kenal secara pribadi dengan Prabowo.

Pak Prabowo, saya mengutip kembali penuturan emak-emak ini bukan dengan maksud mengkultuskan pribadi anda. Tapi dari sekian penuturan tersebut ada satu dua tuturan yang memiliki kesan kuat.

Pak Prabowo, anda dinilai emak-emak punya karakter pemimpin yang kuat. Anda adalah satu diantara sedikit tokoh yang dianggap bisa menjaga keutuhan bangsa, agar tidak terpecah belah antar suku, agama dan golongan. Di dalam atau di luar pemerintahan, baik sebagai pemimpin resmi atau tidak resmi, anda adalah salah satu kunci persatuan bangsa ini. [h. 31-32]

Pak Prabowo, anda adalah sosok yang unik. Memiliki kecerdasan luar biasa dan semangat nasionalisme yang tinggi. Anda juga sosok yang pemaaf dan dermawan. Sayang sekali, anda dinilai emak-emak mudah percaya dengan orang lain. [h. 120]

Pak Prabowo, yakinlah bahwa kami yang mendukungmu, juga sekian puluh juta rakyat Indonesia lain tidak akan pernah percaya anda ingin berbuat makar, sebagaimana yang dituduhkan oleh segolongan orang. Kerusuhan yang terjadi usai aksi damai kami bukan anda yang menggerakkan. Melainkan orang-orang yang licik, yang melempar batu sembunyi tangan, memancing di air keruh untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Pak Prabowo, yakinlah bahwa apapun nanti hasil pemilu yang sudah inkracht, sudah berkekuatan hukum tetap dan konstitusional, anda pribadi akan tetap kami kenang sebagai pemimpin kami. Sebagai patriot bangsa dan bumi pertiwi. Sebagai guru bangsa, yang mengajarkan kami akan kejujuran, keadilan, semangat patriotisme dan nasionalisme pada tanah air tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun