Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Mudik Lewat Jalur Selatan, Singgahlah di Eco Tourism Pabrik Kopi Gunung Gumitir

16 Mei 2019   22:02 Diperbarui: 16 Mei 2019   22:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi Raksasa, spot foto andalan dari Cafe Gumitir (sumber foto: ontripers.com)

Berwisata tidak harus ke tempat-tempat wisata alam seperti pantai, air terjun atau danau. Sebuah pabrik pun bisa menjadi tempat wisata yang unik dan asyik. Jika kamu sedang berada di Jember atau Banyuwangi, salah satu tempat wisata yang bisa kamu kunjungi di bulan puasa ini adalah Pabrik Kopi Gunung Gumitir, atau lebih dikenal sebagai Cafe & Rest Area Gumitir.

Dari Rest Area menjadi Tempat Wisata Andalan untuk Pemudik Jalur Selatan

Tempat wisata yang juga berfungsi sebagai rest area juga cocok untuk disinggahi sewaktu kamu mudik ke Banyuwangi atau Bali lewat jalur selatan. Bagi masyarakat yang terbiasa melintasi jalur selatan, tentunya tidak asing dengan jalur Gumitir, lokasi Pabrik Kopi Gunung Gumitir ini berada.

Di jalur yang membelah hutan gunung Gumitir tersebut terdapat sebuah rest area atau tempat peristirahatan yang sekarang menjadi salah satu destinasi wisata andalan. Tepatnya di Desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember yang terletak di perbatasan Jember-Banyuwangi, sekitar 39 kilometer dari arah Jember dan 60 kilometer dari arah Banyuwangi.

Selain pabrik kopi yang menjadi daya tarik utama, tempat wisata ini juga menyajikan pemandangan alam yang indah karena berada di ketinggian 450 mdpl. Udaranya yang sejuk menjadikan tempat ini lokasi favorit bagi para pelancong atau pemudik untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke Kota Banyuwangi atau ke Bali.

Cafe Gumitir dikelola oleh Kebun Gunung Gumitir milik PTPN XII. Awalnya, tempat ini hanya sebuah rest area bagi para pelintas jalur Gumitir. Mulai tahun 2010, manajemen Kebun Gunung Gumitir mengubah konsep rest area menjadi tempat wisata terbuka yang bisa dikungjungi siapa saja.

Eco Tourism dan Wisata Sejarah Pabrik Kopi Jaman Belanda

Obyek wisata andalan dari tempat wisata ini adalah eco tourism dan wisata sejarah peninggalan jaman Belanda. Disana, kita akan diajak berkeliling kebun kopi Robusta yang dikelola PTPN XII menggunakan kereta kelinci yang ditarik mobil Jeep. Dalam perjalanannya, pertama kali kita akan mengunjungi terowongan kereta api yang dibangun sejak tahun 1901 dan hingga kini masih digunakan.

terowongan kereta api di Gunung Gumitir (sumber foto: tempat.me)
terowongan kereta api di Gunung Gumitir (sumber foto: tempat.me)

Pintu gerbang terowongan ini dicat merah muda, dan terdapat angka 1910 di bagian atasnya dan angka 1901 serta 1902. Panjang terowongan mencapai 690 meter, menjadikannya salah satu terowongan kereta api terpanjang di Indonesia.

Karena masih digunakan, sesekali kereta api akan melintasi terowongan ini. Tapi jangan khawatir, ada petugas KAI yang berjaga di pos pemantau yang terletak di mulut terowongan untuk mengingatkan pengunjung bila ada kereta yang lewat.

Setelah itu, kita akan diajak berkunjung ke ke pabrik kopi milik Kebun Gunung Gumitir. Cerobong pabrik yang menjulang terlihat dari kejauhan. Pabrik ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda, dan diresmikan pada 13 Agustus 1934. Mengingat umurnya yang sudah sangat tua, tak heran jika di dalam pabrik maupun di sekitarnya kita bisa menjumpai aneka mesin atau bangunan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Pabrik pengolahan kopi Robusta Gunung Gumitir (sumber foto: situsbudaya.id)
Pabrik pengolahan kopi Robusta Gunung Gumitir (sumber foto: situsbudaya.id)

Perjalanan mengelilingi pabrik kopi ini diawali dengan penjelasan dari pemandu tentang cara sortasi kopi dengan sistem meja di ruangan penyambutan. Setelah itu kita diajak untuk meninjau ke sejumlah ruangan lainnya yang dipenuhi berbagai peralatan pabrik dari jaman Belanda.

Di dalam pabrik itu, kita bisa melihat catador berukuran besar, yaitu sebuah alat untuk memisahkan biji kopi yang baik, biji ringan dan sisa kulit. Sederet dengan catador, terdapat huller yang berfungsi untuk mengupas biji kopi berkulit tanduk dan kulit ari, juga grader yang berguna untuk memisahkan biji kopi sesuai dengan ukuran masing-masing.

Tidak jauh dari ruang peralatan tersebut ada ruang washer untuk mencuci bersih biji kopi yang telah dikupas kulit buahnya pada pulper. Masuk ke ruangan lain, pengunjung diajak melihat mason dryer yang berfungsi untuk mengeringkan kopi.

Kursi Raksasa, spot foto favorit pengunjung Cafe Gumitir

Setelah puas melihat isi dalam pabrik kopi ini, kita akan dibawa kembali ke lokasi rest area. Di kawasan rest area, terdapat sebuah spot foto yang menjadi incaran pengunjung, yakni Kursi Raksasa. Kursi ini terbuat dari kayu utuh sejenis kayu segawe. Di bagian kanan belakang terdapat sebuah tangga sehingga kita bisa naik ke atas kursi yang berketinggian empat meter dengan lebar 3 meter ini. Saat berada di atas kursi, kita bisa melihat pemandangan bukit dan perkebunan kopi yang terhampar di kejauhan.

Sebagai eco tourism, tak lengkap rasanya jika tak ada wahana outbond. Jangan khawatir, wahan outbond di Cafe Gumitir terhitung cukup lengkap dan mengasyikkan. Di sini kamu bisa mencoba permainan spider web, jumping dot dan jembatan elvis yang akan membuat adrenalinmu meningkat. Jika masih kurang puas, kamu bisa menambahkannya dengan meluncur menggunakan Flying Fox di lingkungan tanaman Kopi pada ketinggian 15m sepanjang 100 m. Tak hanya itu, pengelola tempat wisata ini juga menyediakan kendaraan ATV dan beberapa kuda bagi pengunjung yang ingin berkeliling areal perkebunan kopi di sekitar cafe.

Karena sedang berpuasa, tentunya kamu tidak bisa menikmati sajian kopi Robusta khas Gunung Gumitir sembari menikmati pemandangan alam yang terhampar di depan mata. Namun kamu bisa membawa oleh-oleh berbagai macam kopi bubuk. Yang menjadi andalan buah tangan Cafe Gumitir ini adalah kopi luwak Gunung Gumitir. Kopi luwak jenis arabika bisa kamu bawa pulang dalam bentuk kopi bubuk yang dijual seharga Rp 125.000 per 160 gram.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun